Pandangan Trader Pro Terhadap Kekacauan Harga Bitcoin ke US$112.600: Apa Perubahan yang Terjadi?

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Pergerakan Harga Bitcoin dan Kekhawatiran Pasar

Harga Bitcoin (BTC) mengalami fluktuasi dalam beberapa hari terakhir. Pada suatu titik, harga turun ke level US$112.600 sebelum kembali membaik ke kisaran US$114.000. Berdasarkan data dari Coinmarketcap pada pukul 07.40 WIB Rabu (1/10/2025), harga Bitcoin berada di US$114.113 dengan penurunan sebesar 0,25% dalam 24 jam terakhir.

Meskipun ada sedikit penurunan, data pasar derivatif menunjukkan bahwa para trader profesional masih waspada terhadap potensi risiko penurunan harga. Hal ini terjadi di tengah tekanan makroekonomi global yang terus berlangsung. Namun, adanya arus masuk ke ETF Bitcoin serta akumulasi oleh perusahaan besar memberikan sinyal optimisme jangka menengah.

Indikator Derivatif dan Kekuatan Emas

Menurut laporan Cointelegraph, indikator skew Bitcoin sempat mencapai 5% pada Selasa sebelum kembali ke tingkat 8%. Angka ini menunjukkan adanya premi lebih tinggi untuk opsi jual (put). Biasanya, nilai skew BTC berada dalam kisaran -6% hingga 6%.

Upaya untuk menembus kembali level US$115.000 tidak berhasil, sehingga membuat sebagian trader merasa frustrasi. Sementara itu, harga emas terus menunjukkan tren bullish, hanya 0,6% di bawah rekor tertinggi sepanjang masa. Dalam dua bulan terakhir, harga emas melonjak sebesar 16,7%, sementara Indeks Dolar AS (DXY) kesulitan menembus level 98,5. Situasi ini mencerminkan penurunan kepercayaan terhadap kondisi fiskal AS. Dolar yang lemah berdampak pada konsumsi dan menekan pendapatan pajak dari perusahaan multinasional AS.

Tanda-Tanda Lemah dari Ekonomi AS

Kekhawatiran investor meningkat setelah data pasar tenaga kerja AS menunjukkan pelemahan. Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan sebanyak 7,23 juta lowongan kerja pada Agustus, mendekati level terendah dalam lima tahun. Klaim asuransi pengangguran federal juga tercatat dua kali lipat lebih tinggi dibanding tahun lalu.

Namun, indeks S&P 500 justru menunjukkan ketahanan, karena adanya ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter oleh The Fed. Neraca The Fed yang stabil di September setelah 30 bulan penurunan memberi sinyal potensi pembalikan arah, yang bisa menopang pasar berisiko.

Data Opsi Bitcoin dan Minimnya Permintaan Bearish

Meski ada tanda kehati-hatian, data opsi menunjukkan bahwa trader tidak langsung menjadi bearish. Rasio put-to-call Bitcoin tetap stabil, tanpa lonjakan permintaan untuk strategi bearish. Premi opsi jual masih tertinggal dibanding opsi beli, menandakan bahwa strategi netral hingga bullish lebih diminati.

Selain itu, arus masuk sebesar US$518 juta ke ETF Bitcoin spot pada Senin menjadi bukti jelas adanya permintaan sebagai aset lindung nilai independen. Perusahaan publik seperti MicroStrategy (MSTR), MARA Holdings (MARA), dan Metaplanet (MTPLF) terus menambah kepemilikan BTC sebagai strategi cadangan, yang berpotensi menciptakan efek kelangkaan pasokan.

Minimnya permintaan proteksi risiko di pasar opsi lebih mencerminkan kekhawatiran makroekonomi secara luas ketimbang pandangan bearish terhadap Bitcoin. Dengan dukungan ETF dan akumulasi institusional, sentimen jangka panjang terhadap BTC tetap terjaga meski volatilitas jangka pendek masih membayangi.