Papan Informasi Proyek Sudah Terpasang Sejak Awal, Plt Kepala SMAN 19 Garut Bantah Isu Tidak Transpa

Isu Transparansi Pembangunan Ruang Kelas SMAN 19 Garut Dibantah Sekolah

Isu transparansi dalam proses rehabilitasi dan pembangunan ruang kelas di SMAN 19 Kabupaten Garut menjadi perhatian masyarakat setelah sebuah unggahan di media sosial TikTok viral. Unggahan tersebut menyebutkan bahwa sekolah tidak memasang papan informasi proyek pembangunan ruang kelas. Namun, pihak sekolah membantah klaim tersebut dan menegaskan bahwa informasi yang beredar tidak benar.

Plt Kepala SMAN 19 Garut, Ridwan Setiawan, menjelaskan bahwa sejak awal pekerjaan dimulai, pihaknya telah memasang papan informasi proyek di lokasi pembangunan. Bahkan, posisi papan informasi sengaja ditempatkan di bagian paling depan agar mudah terlihat oleh masyarakat umum.

"Sejak pertama kali pekerjaan dimulai, papan informasi sudah ditempel di dinding gerbang masuk sekolah sebelah utara. Bisa dicek sampai hari ini, papan informasi tersebut masih terpampang jelas," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon pada Selasa, 23 September 2025.

Ridwan juga menjelaskan bahwa pihak sekolah telah melaksanakan sesuai dengan buku panduan, termasuk menyiapkan area khusus untuk pengamanan puing agar tidak membahayakan warga sekitar. "Dua hari kemudian, tepatnya pada 11 Agustus, pekerjaan resmi dimulai dan papan informasi proyek sudah terpasang," tambahnya.

Ia menambahkan bahwa pihak sekolah mencoba memberikan klarifikasi kepada pembuat konten TikTok yang menyebarkan informasi tersebut. Namun, setelah klarifikasi, pembuat konten justru membuat konten yang tidak seimbang dan tidak mencerminkan fakta yang sebenarnya.

"Kami mengundang pembuat konten untuk klarifikasi, namun setelahnya justru muncul konten kedua yang tidak mencantumkan informasi yang seimbang," imbuh Ridwan.

SMAN 19 Garut Menerima Dua Bantuan Pembangunan

Pada tahun ini, SMAN 19 Garut menerima dua bantuan pembangunan. Pertama, bantuan revitalisasi atau rehabilitasi ruang kelas dari Pemerintah Pusat yang dikerjakan melalui swakelola oleh pihak sekolah. Kedua, pembangunan ruang kelas baru dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang dilaksanakan sepenuhnya oleh pihak ketiga atau kontraktor.

"Yang diisukan tidak ada papan informasi itu adalah yang revitalisasi (rehabilitasi) delapan ruang kelas dari bantuan pemerintah pusat yang dilaksanakan secara swakelola. Namun yang diposting di medsos dicampur dengan pembangunan RKB yang dari Pemerintah Provinsi," kata Ridwan.

Ia menegaskan bahwa dalam pengerjaan secara swakelola, pihak sekolah juga melibatkan warga setempat sebagai tenaga kerja. Hal ini merupakan wujud transparansi sekaligus pemberdayaan warga. Dengan melibatkan masyarakat, sekolah berupaya memastikan bahwa semua proses pembangunan dilakukan dengan baik dan dapat diawasi oleh masyarakat sekitar.

Selain itu, pihak sekolah juga terbuka terhadap masukan dan kritik dari masyarakat. Meski ada isu yang muncul, mereka tetap berkomitmen untuk menjaga kepercayaan publik melalui transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan proyek pembangunan. Dengan demikian, masyarakat dapat memantau perkembangan proyek secara langsung dan merasa terlibat dalam proses pembangunan sekolah.