Pefindo: Rata-rata Kupon Surat Utang Multifinance Turun Hingga Juli 2025

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Penurunan Rata-Rata Kupon Surat Utang Multifinance di Tengah Perubahan Suku Bunga

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat bahwa rata-rata kupon penerbitan surat utang multifinance menunjukkan penurunan secara umum pada Juli 2025 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, terutama untuk tenor satu tahun. Data ini menunjukkan perubahan signifikan dalam dinamika pasar keuangan dan pengaruh suku bunga Bank Indonesia (BI) terhadap struktur pendanaan perusahaan.

Perbandingan Kupon Berdasarkan Peringkat dan Tenor

Untuk tenor satu tahun, peringkat AA pada Juli 2024 sebesar 6,7%, sedangkan pada Juli 2025 turun menjadi 6,68%. Untuk peringkat AA-, angka tersebut berkurang dari 6,85% menjadi 6,45%. Sementara itu, peringkat AA+ mengalami penurunan dari 6,78% menjadi 6,48%. Bahkan untuk peringkat AAA, kupon turun dari 6,55% menjadi 6,37%.

Sementara itu, untuk tenor tiga tahun, peringkat AA menunjukkan kenaikan dari 7,13% menjadi 7,53%. Namun, untuk peringkat AA- dan AA+, kupon mengalami penurunan, masing-masing dari 7,15% ke 6,88% dan 7,03% ke 6,88%. Untuk peringkat AAA, kupon turun dari 6,84% menjadi 6,78%.

Pada tenor lima tahun, kupon untuk peringkat AA turun dari 10% menjadi 9%. Peringkat AA- juga mengalami penurunan dari 7,4% menjadi 7,1%. Sementara itu, peringkat AAA hanya sedikit turun dari 6,91% menjadi 6,93%.

Faktor Penyebab Penurunan Kupon

Menurut Fixed Income Analyst Pefindo Ahmad Nasrudin, penurunan rata-rata kupon surat utang multifinance disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah pemangkasan suku bunga BI menjadi 5% pada Agustus 2025, yang lebih rendah dibandingkan tingkat 6% pada akhir tahun lalu atau 6,25% pada Agustus 2024.

"Kupon surat utang korporasi biasanya sama dengan yield obligasi pemerintah ditambah premi," jelas Ahmad. "Dengan penurunan suku bunga acuan, hal ini berdampak langsung pada kupon surat utang."

Selain itu, suku bunga BI yang lebih rendah mendukung perbaikan leverage keuangan emiten. Hal ini terjadi karena biaya dana yang lebih rendah serta meningkatnya permintaan dan profitabilitas perusahaan.

Minat Menerbitkan Surat Utang yang Tidak Agresif

Meskipun suku bunga BI turun, Ahmad menyatakan bahwa tidak semua multifinance menjadi agresif dalam menerbitkan surat utang. Menurutnya, ada dua alasan utama mengapa minat tidak meningkat secara signifikan.

Pertama, pertumbuhan multifinance saat ini relatif melambat, sehingga kebutuhan pendanaan juga tidak begitu besar. Karena itu, penerbitan surat utang lebih banyak digunakan untuk pembiayaan kembali surat utang yang jatuh tempo.

Kedua, penyerapan pasar terhadap surat utang dari perusahaan multifinance berperingkat rendah masih terbatas. Investor cenderung memilih surat utang dari perusahaan berperingkat tinggi karena risiko yang lebih rendah. Hal ini memengaruhi minat perusahaan berperingkat rendah untuk menerbitkan surat utang, terlebih adanya kekhawatiran tentang penyerapan di pasar.

Contoh Penerbitan Surat Utang oleh Perusahaan Multifinance

Beberapa perusahaan multifinance telah menerbitkan surat utang dalam jumlah yang signifikan. PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance) misalnya, telah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan V WOM Finance Tahap II sebesar Rp 1,5 triliun pada Juli 2025. Direktur Keuangan WOM Finance, Cincin, mengakui bahwa rata-rata kupon obligasi mengalami penurunan sesuai dengan tren suku bunga BI.

Sementara itu, PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) juga melaporkan penurunan rata-rata kupon obligasi atau sukuk yang diterbitkan. Presiden Direktur CNAF, Ristiawan Suherman, menyatakan bahwa meskipun kupon turun, tingkat suku bunga sukuk yang ditawarkan tetap stabil sesuai kondisi pasar.

CNAF telah menerbitkan surat utang senilai Rp 1,6 triliun pada Juli 2025. Dalam kuartal III-2025, perusahaan menerbitkan SUKUK Wakalah Bi Al Itstitmar Berkelanjutan I Tahap III senilai Rp 1 triliun dengan hasil oversubscribe sebesar 5,4 kali. Rencananya, CNAF akan kembali menerbitkan SUKUK Wakalah Bi Al Itstitmar Berkelanjutan I Tahap IV pada 2026 dengan nominal Rp 900 miliar.

Dalam proses penerbitan, CNAF tetap memperhatikan kondisi pasar agar bisa mendapatkan imbal hasil yang kompetitif. Pendanaan CNAF berasal dari berbagai sumber, termasuk bilateral loan, joint financing bersama induk usaha Bank CIMB Niaga, serta penerbitan obligasi/sukuk. Perusahaan akan terus menggunakan strategi yang beragam untuk mengelola sumber pendanaan dan memberikan suku bunga yang kompetitif kepada nasabah.