Pembunuh Kacab BRI Bobol Rekening Mati Rp 70 Miliar

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Pelaku Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang Bank Diduga Melakukan Pembobolan Rekening Dormant

Polisi kembali mengungkap detail kasus penculikan dan pembunuhan yang menimpa Muhamad Ilham Pradipta, Kepala Kantor Cabang Pembantu (KCP) BRI Cempaka Putih. Dalam penyelidikannya, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Wira Satya Triputra, menyebutkan bahwa para pelaku awalnya melakukan tindakan kejahatan dengan membobol rekening dormant yang memiliki saldo sangat besar.

Menurut Wira, salah satu rekening yang dibobol memiliki dana sebesar Rp 60 miliar hingga Rp 70 miliar. Uang tersebut menjadi target utama dari para pelaku. Mereka berencana memindahkan dana tersebut ke rekening penampungan, namun membutuhkan bantuan dari pihak tertentu yang memiliki otoritas di bank.

Ilham, yang saat itu menjabat sebagai kepala cabang, dituju oleh para pelaku untuk membantu proses pemindahan dana. Namun, ia menolak permintaan tersebut. Tidak hanya itu, polisi juga sedang mendalami kemungkinan adanya pembobolan rekening dormant lainnya di beberapa bank lain. Meski jumlahnya tidak sebanyak di rekening pertama, ada indikasi bahwa pelaku telah mencuri data dari beberapa sumber.

Saat ini, polisi masih memburu seseorang berinisial S yang diduga memberikan data rekening dormant kepada salah satu pelaku, yaitu Candy alias Ken. Wira menyatakan bahwa pihaknya terus melakukan penyelidikan untuk menemukan identitas orang tersebut.

Strategi Pelaku dalam Menjalankan Aksi Kejahatan

Dari informasi yang dikumpulkan, pelaku awalnya merencanakan untuk meminta bantuan korban dalam memindahkan uang dari rekening dormant ke rekening penampungan. Untuk melaksanakan rencana tersebut, mereka membutuhkan persetujuan dari kepala cabang bank. Dengan menculik korban, pelaku berharap dapat memaksa Ilham memberikan otorisasi untuk menggeser dana tersebut.

Selain itu, pelaku juga memiliki tim peretas yang bertugas untuk membobol rekening dormant. Tim tersebut hanya membutuhkan otorisasi dari pihak bank agar bisa mentransfer dana hasil pembobolan ke rekening lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa aksi kejahatan yang dilakukan tidak hanya dilakukan secara individual, tetapi melibatkan struktur organisasi yang cukup kompleks.

Keterlibatan Tersangka Lain dalam Kasus Ini

Berdasarkan informasi yang diperoleh, para pelaku sebelumnya berhasil membobol beberapa rekening dormant di bank BUMN. Dana tersebut kemudian dipindahkan ke money changer. Tersangka Candy alias Ken lalu meminta bantuan Dwi Hartono untuk menggeser uang tersebut ke rekening bank.

Kedua tersangka ini kemudian mencari beberapa kepala cabang bank yang bisa diajak bekerja sama untuk menggeser dana tersebut. Dari dua bank pelat merah yang berbeda, mereka menyiapkan tiga profil kepala cabang. Sayangnya, dua dari tiga opsi tersebut menolak ajakan kerja sama. Akhirnya, tersisa satu alternatif, yaitu Ilham yang dipilih secara acak berdasarkan kartu nama yang dimiliki pelaku.

Pengungkapan ini menunjukkan betapa rumitnya skenario yang disusun oleh para pelaku. Mereka tidak hanya mengandalkan teknologi, tetapi juga memanfaatkan hubungan dan otoritas di dalam sistem perbankan. Dengan demikian, kasus ini menjadi peringatan bagi lembaga keuangan untuk meningkatkan keamanan dan pengawasan terhadap rekening dormant serta data sensitif lainnya.