
Ketersediaan BBM di SPBU Vivo Mulai Tersedia Pekan Kedua Oktober
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa pasokan bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Vivo kembali tersedia pada pekan kedua Oktober. Kelangkaan BBM di SPBU swasta ini telah terjadi sejak akhir Agustus lalu, sehingga menimbulkan kekhawatiran masyarakat akan ketersediaan bahan bakar.
PT Vivo Energy Indonesia mengambil langkah strategis dengan menjalin kerja sama untuk mendapatkan pasokan impor base fuel melalui Pertamina Patra Niaga dengan skema business to business (B2B). Hal ini dilakukan guna memastikan kelancaran distribusi BBM di SPBU milik perusahaan tersebut.
Menurut Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Laode Sulaeman, informasi dari Vivo menyebutkan bahwa BBM yang dipesan dari Pertamina sudah siap dipasarkan. Namun, saat ini masih menjual sisa stok yang dimiliki. BBM dari pengadaan Pertamina baru akan tersedia di SPBU pada minggu kedua Oktober.
Apa Itu Base Fuel?
Base fuel merupakan produk BBM yang memiliki kadar oktan murni dan belum dicampur dengan zat tambahan (aditif) atau pewarna. Produk ini kemudian akan diolah oleh SPBU swasta sesuai dengan spesifikasi dan racikan masing-masing perusahaan. Penambahan aditif dan pewarna itulah yang menjadi perbedaan antara produk BBM di SPBU swasta.
Lima Badan Usaha Swasta Terdampak Kelangkaan BBM
Berdasarkan hasil rapat yang dilaksanakan oleh Kementerian ESDM pertengahan bulan ini, terdapat lima badan usaha SPBU swasta yang mengalami kelangkaan pasokan BBM. Kelima perusahaan tersebut adalah BP-AKR, AKR, Shell Indonesia, Vivo Energy, dan ExxonMobil.
Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ada kesepakatan tambahan dengan badan usaha swasta lainnya. Hanya Vivo yang telah menyatakan komitmennya untuk menyerap dan membeli BBM melalui pengadaan Pertamina.
Vivo Menyerap 40 Ribu Barel Base Fuel
Vivo Energy sepakat untuk menyerap 40 ribu barel dari total kuota 100 ribu barel yang ditawarkan oleh Pertamina. Keduanya berkomitmen untuk memastikan ketersediaan BBM serta distribusi energi dan memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Kebijakan ini bukan sekadar soal impor BBM, melainkan tentang bagaimana semua pihak bekerja sama memastikan energi tersedia dan masyarakat dapat terlayani dengan sangat baik,” ujar Roberth dalam siaran pers.
Mekanisme Pengadaan BBM
Roberth menjelaskan bahwa mekanisme penyediaan pasokan kepada Vivo menggunakan prosedur sesuai dengan aturan yang berlaku. Dia berharap kesepakatan ini tetap mengacu pada aturan dan kepatuhan yang berlaku di BUMN.
“Proses berikutnya akan dilanjutkan dengan uji kualitas dan kuantitas produk BBM menggunakan surveyor yang sudah disepakati bersama,” kata Roberth.
Pengadaan Impor BBM Berjalan Cepat
Pengadaan impor yang dilakukan lewat Pertamina dengan cara mendatangkan pasokan berupa kargo base fuel, yang sudah tiba di Jakarta pada Rabu (24/9). Pertamina akan mendatangkan base fuel untuk SPBU swasta lebih cepat dari perkiraan waktu impor tujuh sampai 10 hari sejak kesepakatan pada Jumat (19/9).
“Kargo (BBM) memang terjadwal untuk pasokan Pertamina (ke SPBU swasta),” kata Roberth kepada aiotrade.app.co.id, dikutip Jumat (26/9).
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!