Pemicu Kredit Macet BBHI Naik di Semester I-2025

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Peningkatan Rasio NPL di Allo Bank

PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) mengalami peningkatan rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) pada periode semester pertama tahun 2025. Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis, rasio NPL gross pada bulan Juni 2025 mencapai 1,53%, naik dari angka sebesar 0,42% pada bulan yang sama di tahun 2024.

Kenaikan ini juga diikuti oleh peningkatan biaya pencadangan atau provisi yang dibentuk oleh bank sebagai bentuk perlindungan terhadap risiko kredit. Biaya pencadangan tersebut meningkat sebesar 384,4% secara tahunan menjadi Rp 150,1 miliar, dibandingkan dengan angka sebesar Rp 30,9 miliar pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Direktur Risiko, Kepatuhan, dan Hukum Allo Bank, Ganda Raharja Rusli menjelaskan bahwa peningkatan NPL terjadi karena adanya penurunan kualitas kredit di beberapa segmen ritel. Hal ini dipengaruhi oleh tekanan ekonomi, seperti pengurangan jumlah tenaga kerja di beberapa sektor industri pada awal tahun 2025, yang berdampak pada kemampuan nasabah kredit ritel dalam membayar cicilan pinjaman.

Ganda memproyeksikan bahwa NPL Allo Bank hingga akhir tahun 2025 belum akan lebih rendah dari capaian di Juni 2024. Ia menyatakan bahwa meskipun ada harapan untuk menurunkan rasio NPL, namun tidak akan bisa mencapai tingkat 0,42% karena situasi ekonomi yang masih sulit hingga akhir tahun.

Strategi untuk Mengurangi NPL

Untuk mengatasi peningkatan NPL, Allo Bank akan terus menyalurkan pembiayaan secara hati-hati, terutama dengan melakukan perbaikan pada kriteria underwriting dan memanfaatkan data alternatif yang tersedia. Selain itu, bank akan memperkuat proses monitoring kredit agar dapat mengantisipasi penurunan pembayaran pinjaman dari individu.

Penguatan dan perbaikan proses penagihan juga dilakukan oleh bank, dengan tetap mengacu pada aturan yang berlaku. Langkah-langkah ini bertujuan untuk meminimalkan risiko kredit yang tidak lancar.

Penjelasan dari Ahli

Advisor Banking & Finance Development Center, Moch Amin Nurdin, memberikan pandangan bahwa peningkatan NPL pada bank digital disebabkan oleh fakta bahwa sebagian besar konsumen bank digital adalah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Ketika daya beli masyarakat menurun, maka kemampuan mereka dalam membayar kredit pun ikut menurun.

Selain itu, Amin menilai bahwa bank digital cenderung terlalu ekspansif dalam menyalurkan kredit, sehingga kurang hati-hati dalam menilai risiko. Menurutnya, jika bank digital menggunakan sistem otomatis dalam proses pemberian kredit, ada kemungkinan sistem tersebut tidak cukup prudent.

Kesimpulan

Dari peningkatan NPL yang terjadi di Allo Bank, terlihat bahwa kondisi ekonomi yang sedang mengalami tekanan memengaruhi kualitas kredit. Meski demikian, bank terus berupaya untuk memperbaiki proses pemberian kredit dan meningkatkan pengawasan terhadap kinerja kredit. Dengan strategi yang tepat dan perbaikan sistem, diharapkan NPL dapat dikendalikan secara efektif.