Peneliti ITB Paling Banyak Masuk Daftar Ilmuwan Top Dunia 2025

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Daftar Ilmuwan Indonesia yang Masuk World’s Top 2% Scientists 2025

Beberapa ilmuwan dari berbagai institusi di Indonesia berhasil masuk dalam daftar World’s Top 2% Scientists 2025, yang dirilis oleh Stanford University di Amerika Serikat. Daftar ini mencerminkan kontribusi signifikan para peneliti dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi global.

Dari Institut Teknologi Bandung (ITB), sebanyak 16 ilmuwan terpilih masuk dalam daftar tersebut. Mereka antara lain I Gede Wenten, Ferry Iskandar, Tommy Firman, Brian Yuliarto yang kini menjabat sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Selain itu, Grandprix Thomryes Marth Kadja, Agung Wahyu Setiawan, Megawati Zunita, Antonius Indarto, Dwi Hantoko, Suwarno, Rudi Dungani, Heni Rachmawati, Pramudita Satria, Pekik Argo Dahono, Achmad Munir, dan Taufiq Hidayat juga tercantum dalam daftar ini.

Selain ITB, Universitas Gadjah Mada (UGM) memiliki 14 ilmuwan yang masuk daftar tersebut. Sementara itu, Universitas Indonesia dan Universitas Airlangga masing-masing mengirimkan 13 ilmuwan. Di sisi lain, Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) menyumbangkan 11 peneliti yang terpilih, yaitu Setyo Budi Kurniawan, Ratih Pangestuti, Muhammad Reza Cordova, Andri Frediansyah, Leonard F. Wijaya, Angga Hermawan, Widya Fatriasari, Zulvikar Syambani Ulhaq, Rezzy Eko Caraka, Agung Dwi Laksono, dan Aswin Rafif Khairullah.

Kriteria Penilaian dan Pengakuan Internasional

World’s Top 2% Scientists menggunakan indikator yang ketat untuk menentukan keberhasilan para ilmuwan. Kriteria yang digunakan meliputi jumlah publikasi ilmiah, tingkat sitasi, serta dampak jangka panjang dari riset yang dilakukan. Para ilmuwan yang masuk dalam daftar ini diakui telah memberikan kontribusi nyata dalam memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi di tingkat global.

Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, menyampaikan bahwa pengakuan internasional ini menjadi bukti keberhasilan BRIN dalam menciptakan ekosistem riset yang kondusif. Menurutnya, meskipun peringkat bukan tujuan utama dari riset, namun hal ini bisa menjadi indikator bahwa pekerjaan para peneliti berada pada jalur yang benar. “Ini adalah motivasi bagi seluruh sivitas BRIN untuk terus berkarya dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

Komitmen BRIN dalam Mendukung Riset Berkualitas

Dengan dukungan fasilitas yang memadai, kolaborasi lintas sektor, serta pengembangan sumber daya manusia yang berkelanjutan, BRIN terus mendorong para peneliti untuk menghasilkan riset yang inovatif dan relevan dengan tantangan global. Hal ini bertujuan agar hasil penelitian dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dan dunia.

BRIN juga berkomitmen untuk memperkuat kerja sama dengan mitra internasional. Tujuannya adalah agar lebih banyak riset dari Indonesia dikenal secara global. Dengan demikian, para peneliti tidak hanya mampu menghasilkan karya inovatif, tetapi juga dapat menginspirasi generasi muda untuk terjun dalam dunia riset.