Pengakuan Ibu Korban Usai Anaknya Dibacok di Pasar Aceh

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Pengakuan Ibu Korban Usai Anaknya Dibacok di Pasar Aceh

Remaja 16 Tahun Dibacok dan Dirampas Motornya di Banda Aceh

Seorang remaja berusia 16 tahun, yang dikenal dengan inisial MIS, menjadi korban pembacokan dan perampasan motor di kawasan Pasar Aceh, Jalan Pangeran Diponegoro, Kampung Baru Kecamatan Baiturrahman, pada Minggu (21/9/2025) dini hari. Kejadian ini mengejutkan keluarga korban, terutama ibunya, Maila Wati (43), yang tinggal di Peunayong.

Maila mengatakan bahwa anaknya kini sudah sadar setelah menjalani operasi medis. Namun, luka bacok yang dialami korban cukup parah, hingga tembus ke tulang bagian tengah kepala. Ia menyampaikan kondisi tersebut saat dihubungi melalui saluran komunikasi tertentu.

Saat ini, pihak keluarga belum menerima informasi apapun dari pelaku atau orang-orang yang terlibat dalam kejadian tersebut. Tidak ada komunikasi resmi yang dilakukan baik melalui telepon maupun kunjungan ke rumah sakit. Hal ini memperparah rasa khawatir dan kesedihan yang dirasakan oleh keluarga korban.

Masalah utama yang dihadapi keluarga adalah biaya pengobatan. Menurut informasi yang diperoleh, pengobatan untuk kasus seperti ini tidak ditanggung oleh BPJS. Biaya awal untuk layanan IGD saja mencapai lebih dari Rp 4 juta, belum termasuk biaya operasi yang akan dihitung setelah keluarga menyerahkan surat jaminan pembiayaan rawat inap dan tindakan medis umum.

Maila menyampaikan bahwa keluarga sedang berusaha mencari solusi, tetapi sampai saat ini belum ada bantuan yang bisa diterima. Ia juga mengungkapkan perkiraan biaya pengobatan yang sangat tinggi, sekitar puluhan juta rupiah.

Kini, Maila berharap pemerintah dapat memberikan bantuan kepada keluarganya untuk mengatasi masalah finansial yang mereka alami. Ia merasa tidak mampu membayar biaya pengobatan sendirian.

Malam yang Mengkhawatirkan

Pada malam kejadian, korban sempat pamit kepada ibunya untuk nongkrong bersama teman-temannya. Maila sempat memperingatkan agar anaknya tidak pergi karena tidak ada yang menjemput. Korban meyakinkan ibunya bahwa ia akan menunggu abangnya setelah selesai bekerja, sehingga bisa pulang bersama.

Namun, setelah malam semakin larut dan korban masih belum pulang, Maila mulai merasa cemas. Ia meminta abang korban untuk mencari keberadaannya. Biasanya, jika korban pergi bersama temannya, dia pasti pulang sebelum jam 12 malam. Oleh karena itu, Maila curiga apakah korban mengalami kekerasan atau pencurian motor.

Akhirnya, sekitar pukul 3.00 WIB dini hari, Maila mendapat kabar dari teman korban yang juga merupakan tetangga setempat bahwa anaknya menjadi korban pembacokan dan perampasan motor.

Perasaan Terkejut dan Sedih

Maila mengaku sangat terkejut ketika mendengar kabar tersebut. Perasaannya menjadi tidak stabil, karena ia khawatir anaknya telah meninggal. Rasa sedih yang sangat dalam dirasakan oleh keluarga ketika mengetahui kabar dari tetangga.

Setelah kejadian, korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Meutia Banda Aceh, kemudian dirujuk ke Kesdam, dan akhirnya berakhir di Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) untuk menjalani operasi.

Pengakuan Korban

Menurut pengakuan Maila, korban tidak mengenal para pelaku yang menyerangnya. Ia mengira bahwa pelaku adalah perampok atau begal. Bahkan, korban sempat berteriak "begal-begal" karena motornya dirampas oleh pelaku.

Maila juga menyampaikan bahwa korban tidak pernah menceritakan adanya kelompok-kelompok remaja atau perselisihan antara mereka sebelum kejadian. Hal ini membuat keluarga tidak tahu apa yang terjadi sebelumnya.

Dengan nada menyesal, Maila mengingatkan kembali bahwa ia sudah memperingatkan anaknya agar tidak keluar malam-malam karena takut mengalami hal-hal yang tidak diinginkan. Ia menyadari bahwa kejadian ini bisa saja terhindari jika korban tidak keluar rumah pada waktu yang tidak tepat.