Perbankan Digital Jaga NPL Saat Tekanan Ekonomi

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Perbankan Digital Menghadapi Tantangan NPL di Tengah Perekonomian yang Tidak Stabil

Di tengah situasi perekonomian yang belum sepenuhnya pulih, sejumlah bank digital di Indonesia mencatatkan variasi dalam rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL). Beberapa bank mengalami peningkatan NPL, sementara yang lain berhasil menjaga atau bahkan menurunkan tingkat kredit yang tidak lancar.

Bank Amar: Kenaikan NPL yang Signifikan

Salah satu contoh adalah PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR), yang mencatatkan rasio NPL gross tertinggi pada Juni 2025. Angka ini meningkat dari 8,00% menjadi 10,86%. Selain itu, biaya pencadangan atau provisi Bank Amar juga meningkat signifikan. Pada periode yang sama, biaya pencadangan mencapai Rp 463,9 miliar, naik 36,4% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 340,2 miliar.

Peningkatan ini disebabkan oleh berbagai faktor eksternal seperti tekanan ekonomi dan penurunan daya beli masyarakat. Meski begitu, perusahaan tetap berupaya untuk memperbaiki kualitas kredit agar dapat mengurangi risiko kredit macet di masa depan.

Allo Bank: Penurunan NPL yang Masih Terbatas

PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) juga mengalami kenaikan rasio NPL. Pada Juni 2025, rasio NPL gross Allo Bank mencapai 1,53%, meningkat dari 0,42% pada tahun sebelumnya. Biaya pencadangan juga meningkat drastis, yaitu 384,4% YoY, menjadi Rp 150,1 miliar dari sebelumnya Rp 30,9 miliar.

Direktur Risiko, Kepatuhan, dan Hukum Allo Bank, Ganda Raharja Rusli, menjelaskan bahwa kenaikan NPL ini terjadi karena adanya penurunan kualitas kredit retail. Hal ini dipengaruhi oleh PHK di beberapa sektor industri awal tahun 2025 yang berdampak pada nasabah kredit retail. Meski demikian, Allo Bank tetap optimis bahwa NPL akan bisa turun di akhir tahun 2025, meskipun tidak akan mencapai level yang lebih rendah dari 0,42%.

Bank Raya: Kinerja NPL yang Membaik

Sebaliknya, PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) mencatatkan penurunan NPL gross dari 4,14% menjadi 4,03% pada Juni 2025. Biaya pencadangan juga berhasil diturunkan sebesar 63,8% YoY, dari Rp 226,4 miliar menjadi Rp 82,0 miliar.

Direktur Keuangan Bank Raya, Rustarti Suri Pertiwi, menyatakan bahwa hingga akhir tahun 2025, Bank Raya tetap mampu menjaga posisi NPL Gross pada kisaran yang relatif stabil. Selain itu, kecukupan pencadangan yang tercatat sebesar 364,02% pada Juni 2025, diperkirakan tetap berada di kisaran 300% pada akhir tahun.

Strategi yang digunakan Bank Raya termasuk peningkatan kualitas proses penyaluran kredit, seperti perbaikan sistem credit scoring dan efektivitas proses bisnis penyaluran kredit.

SeaBank: Kinerja yang Stabil dengan Pertumbuhan Kredit yang Baik

PT Bank Seabank Indonesia juga mencatatkan perbaikan pada rasio NPL. Pada Juni 2025, NPL gross sebesar 1,68%, lebih rendah dari 1,98% pada tahun lalu. Meskipun biaya pencadangan meningkat 67% YoY menjadi Rp 2,7 triliun dari sebelumnya Rp 1,6 triliun, rasio NPL tetap terjaga di level yang wajar.

Direktur Utama SeaBank, Sasmaya Tuhuleley, menjelaskan bahwa pertumbuhan kredit yang signifikan serta efisiensi biaya dana dan operasional memberikan kontribusi besar terhadap kinerja Bank selama semester I-2025.

Kesimpulan

Dari berbagai bank digital yang ada, terlihat bahwa setiap bank memiliki strategi dan tantangan yang berbeda dalam menghadapi NPL. Meskipun beberapa bank mengalami peningkatan NPL, banyak yang berhasil menjaga kualitas kredit dan bahkan menurunkannya. Dengan berbagai upaya yang dilakukan, bank digital di Indonesia terus berusaha mempertahankan stabilitas dan kualitas layanan keuangan yang baik.