
Harga Emas Dunia Kembali Tembus Rekor Tertinggi
Harga emas dunia terus mengalami peningkatan signifikan dan kembali mencatatkan rekor tertinggi pada akhir perdagangan Selasa (23/9/2025) waktu setempat atau Rabu (24/9/2025) pagi WIB. Kenaikan ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk meningkatnya minat investor terhadap aset lindung nilai di tengah ketidakpastian geopolitik serta ekspektasi adanya pemangkasan suku bunga lanjutan oleh bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve.
Menurut data yang dirilis, harga emas di pasar spot naik sebesar 0,8 persen menjadi 3.777,80 dollar AS per ons. Pada awal sesi perdagangan, harga emas sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) di 3.790,82 dollar AS. Sebelumnya, rekor harga tertinggi tercatat pada perdagangan Senin (22/9/2025), dengan harga emas di pasar spot berada di level 3.747,08 dollar AS.
Sementara itu, harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup menguat sebesar 1,1 persen ke level 3.815,70 dollar AS per ons. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan terhadap emas tetap tinggi meskipun ada beberapa isu yang memengaruhi pasar.
Ketua The Fed, Jerome Powell, dalam pidatonya menyampaikan bahwa bank sentral saat ini menghadapi "situasi yang menantang". Ia menyebut risiko inflasi lebih cepat dari perkiraan, sementara pertumbuhan lapangan kerja masih melemah. Namun, Powell tidak memberikan kejelasan terkait kapan The Fed akan melakukan pemangkasan suku bunga berikutnya.
Analisis dari RJO Futures, Bob Haberkorn, menyatakan bahwa pasar emas melihat tidak ada hal baru yang signifikan dalam pidato Powell dibandingkan pekan lalu. Menurutnya, tidak ada informasi yang cukup untuk mengubah arah kenaikan emas.
Pelaku pasar tetap memperkirakan bahwa The Fed akan kembali memangkas suku bunga pada Oktober dan Desember 2025, setelah sebelumnya menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin di awal bulan ini. Perhatian investor kini tertuju pada rilis data inflasi inti pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS pada Jumat pekan ini, yang merupakan indikator penting bagi The Fed dalam menentukan arah kebijakan moneter.
Di sisi lain, ketegangan geopolitik juga turut mendorong kenaikan harga emas. NATO pada Selasa memperingatkan Rusia atas pelanggaran wilayah udara Estonia, dan menegaskan siap menggunakan “segala instrumen militer maupun non-militer” untuk membela diri. Minat beli emas dari investor melalui exchange-traded funds (ETF) juga turut mendorong reli harga logam mulia, menurut Commerzbank dalam sebuah catatan.
Selain itu, bank sentral China disebut mendorong negara-negara sahabat untuk membeli dan menyimpan emas di dalam wilayahnya melalui Shanghai Gold Exchange, berdasarkan laporan Bloomberg. Hal ini menunjukkan bahwa emas semakin menjadi aset yang diminati secara global, baik sebagai bentuk investasi maupun sebagai alat lindung nilai terhadap ketidakstabilan ekonomi dan politik.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!