
Potensi Investasi di Jawa Barat yang Menjanjikan
Dalam acara West Java Investment Roadshow 2025, empat pembicara terkemuka memberikan wawasan tentang potensi investasi di Jawa Barat. Mereka adalah Direktur Utama Bank Bjb Yusuf Saadudin, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Muslimin Anwar, Direktur Pengembangan Promosi Kementerian Investasi/BKPM Rakhmat Yulianto, dan Penasihat Investasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat Ronald Sinaga. Acara ini digelar di gedung T Tower bank bjb Jalan Gatot Subroto, Jakarta pada Selasa 23 September 2025.
Pertumbuhan Ekonomi yang Menjanjikan
Muslimin Anwar menyampaikan bahwa meskipun ekonomi global melambat, Jawa Barat menunjukkan tren penguatan. Pertumbuhan ekonomi daerah ini mencapai 5,23% (yoy) pada triwulan II 2025, meningkat dari 4,98% di triwulan sebelumnya dan lebih tinggi dibanding capaian nasional 5,12%. Ekspor juga meningkat 5,2% dengan dominasi dari sektor manufaktur otomotif, elektronik, dan tekstil. Dengan pangsa 23,57% terhadap ekspor nasional, Jawa Barat dipandang masih mempertahankan posisinya sebagai hub industri.
Realisasi investasi di Jawa Barat masih menunjukkan capaian pertumbuhan positif. Hingga semester I 2025, Jawa Barat berhasil menarik investasi Rp141 triliun atau 52,22% dari target tahunan Rp270 triliun. Angka ini naik 13,8% dibanding periode yang sama tahun lalu. Mayoritas investasi asing langsung (FDI) datang dari Singapura, diikuti Jepang dan Hong Kong.
Tantangan Global dan Strategi Indonesia
Ekonomi dunia diperkirakan masih menghadapi perlambatan pada 2025. Kinerja Amerika Serikat, China, Eropa, dan Jepang menunjukkan tren melemah akibat tekanan perdagangan dan penurunan permintaan domestik. Proyeksi pertumbuhan global bahkan diprediksi turun di bawah 3%.
Muslimin Anwar menilai perlambatan global ini perlu diantisipasi karena berpengaruh terhadap arus modal dan perdagangan internasional. Namun, Indonesia diyakini tetap lebih tangguh dengan proyeksi pertumbuhan 4,6% hingga 5,4%. “Di tengah perlambatan global, Indonesia masih memiliki daya tahan, dengan inflasi rendah dan pertumbuhan yang solid,” ujarnya.
Optimisme ini diperkuat dengan inflasi daerah yang terjaga. Agustus 2025, inflasi Jawa Barat hanya 1,77% (yoy), lebih rendah dari target 2,5% (±1%). BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat sepanjang tahun dapat berada di kisaran 4,5% hingga 5,3%. Bank Indonesia memastikan akan terus bersinergi dengan pemerintah untuk menjaga momentum pertumbuhan melalui percepatan proyek strategis, penguatan digitalisasi ekonomi, dan pemberian insentif makroprudensial bagi perbankan.
Posisi Indonesia dalam Peta Investasi Global
Direktur Pengembangan Promosi Kementerian Investasi/BKPM, Rakhmat Yulianto, menambahkan bahwa posisi Indonesia dalam peta investasi global semakin strategis. Menurutnya, meski dunia menghadapi tantangan, Asia Tenggara tetap menjadi kawasan yang dilirik investor internasional, dan Indonesia menjadi salah satu pusat pertumbuhannya.
“Investasi hari ini bukan hanya untuk saat ini, tetapi juga untuk masa depan. Kesejahteraan dan keberlanjutan adalah tren global yang harus kita ikuti,” katanya. Rakhmat menyebut Indonesia diproyeksikan berada di peringkat ke-12 dunia dalam pasar investasi berkelanjutan pada 2035. Dengan strategi pembangunan ekonomi berkelanjutan yang ditekankan Presiden Prabowo, Rakhmat meyakini Indonesia mampu membangun fondasi kuat menuju negara maju pada 2045.
Proyek Investasi yang Ditawarkan
Sementara itu, Penasihat Investasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat Ronald Sinaga memaparkan sejumlah proyek potensial yang tengah ditawarkan kepada investor dalam ajang promosi investasi. Total ada 16 proyek dengan nilai investasi sekitar Rp 24,6 triliun yang disiapkan untuk menarik minat investor domestik maupun asing.
Dari total tersebut, sembilan proyek telah dikurasi dari 31 daftar awal sehingga lebih fokus pada sektor prioritas, termasuk infrastruktur, energi, dan pertanian. Ronald menyoroti proyek Light Rail Transit (LRT) Bandung sebagai salah satu unggulan, yang diharapkan dapat mengurai kemacetan sekaligus memperkuat konektivitas antarwilayah di Jawa Barat.
Selain infrastruktur, terdapat pula proyek di sektor energi melalui perusahaan daerah Migas Utama Jabar (MUJ) berupa pengembangan pipa gas yang ditargetkan mampu mendukung kebutuhan pasar, termasuk potensi ekspor ke Jepang. Sementara itu, di bidang pertanian, Kabupaten Sumedang menyiapkan proyek agro yang melibatkan generasi muda dalam pengelolaan berbasis teknologi dan keberlanjutan.
Ronald juga menawarkan proyek skala kecil dengan nilai investasi sekitar Rp 7,9 miliar, berupa pengembangan ruang kerja bersama di kawasan transit oriented development (TOD) Depok. Proyek ini disebut relevan untuk Gen Z karena mendorong lahirnya ekosistem kewirausahaan dan kreativitas lokal.
Kesimpulan
Acara West Java Investment Roadshow 2025 yang diselenggarakan Selasa kemarin mengusung tema terkait langkah maju untuk masa depan Jawa Barat dalam berinvestasi, solusi infrastruktur, mobilitas perkotaan dan agribinis terpadu. Jawa Barat terus memperkuat posisinya sebagai destinasi investasi unggulan yang ramah, kompetitif, dan berkelanjutan. Acara tersebut dirancang untuk memperkenalkan potensi dan prospek investasi yang melimpah di Jawa Barat kepada para investor, baik domestik maupun internasional.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!