
Presiden Prabowo Subianto Hadir di Sidang Umum PBB, Kembali Membawa Suara Indonesia
Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto menjadi pembicara ketiga dalam Sidang Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat (AS), pada Selasa (23/9/2025). Kehadiran Prabowo ini menjadi momen penting bagi Indonesia, karena ini adalah pertama kalinya seorang presiden RI secara langsung berpidato di PBB setelah lebih dari 10 tahun. Sebelumnya, Presiden RI terakhir yang berbicara di forum internasional tersebut adalah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2012.
Prabowo menyampaikan pidatonya setelah dua tokoh penting lainnya, yaitu Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan mantan Presiden AS Donald Trump. Dalam pidatonya, ia menyoroti beberapa isu penting, seperti perdamaian dunia, dukungan untuk Palestina, serta peran PBB dalam membantu negara-negara yang sedang mengalami kesulitan.
Perjuangan Indonesia dan Peran PBB
Dalam pidatonya, Prabowo mulai dengan mengingatkan tentang tantangan besar yang dihadapi dunia, termasuk rasisme dan kebencian. Ia juga menceritakan pengalaman Indonesia selama masa penjajahan, di mana bangsa ini diperlakukan sangat tidak adil. “Selama berabad-abad, bangsa Indonesia hidup di bawah penjajahan, penindasan, dan perbudakan. Kami diperlakukan lebih hina daripada anjing di Tanah Air kami sendiri,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa PBB telah memberikan bantuan kepada Indonesia selama masa perjuangan kemerdekaan, baik dalam hal kemanusiaan maupun pencegahan kelaparan, penyakit, dan kemiskinan. “Dalam perjuangan kami merebut kemerdekaan, dalam perjuangan kami melawan kelaparan, penyakit, dan kemiskinan, Perserikatan Bangsa-Bangsa berdiri bersama Indonesia dan memberikan bantuan yang sangat penting,” tambahnya.
Dukungan untuk Palestina
Salah satu isu utama yang dibahas oleh Prabowo adalah situasi kemanusiaan di Palestina. Ia mengajak seluruh negara untuk tidak diam terhadap genosida yang terjadi di Gaza. “Akankah tak ada jawaban atas jeritan mereka? Akankah kita mengajari mereka bahwa umat manusia mampu menghadapi tantangan ini?” tanyanya.
Prabowo menyerukan solusi dua negara (two-state solution) sebagai jalan keluar dari konflik tersebut. Ia menegaskan bahwa Indonesia mendukung kemerdekaan Palestina, tetapi juga menekankan pentingnya mengakui Israel sebagai negara yang sah. “Kita harus memiliki Palestina yang merdeka. Namun kita juga harus mengakui, menghormati, dan menjamin keselamatan serta keamanan Israel,” ujar dia.
Siap Mengirim Pasukan dan Bantuan Finansial
Prabowo juga menyatakan siap mengirim pasukan dan bantuan finansial untuk menjaga perdamaian di berbagai wilayah. Ia menyebut bahwa Indonesia siap mengerahkan 20.000 putra-putri bangsa jika diperlukan, baik untuk Gaza maupun tempat lain. “Di Ukraina, di Sudan, di Libya, di mana saja ketika perdamaian perlu ditegakkan, kami siap, kami akan memikul tanggung jawab tersebut,” katanya.
Selain itu, ia juga menawarkan kontribusi finansial demi mendukung misi PBB dalam menciptakan perdamaian global. “Tidak hanya dengan putra-putri kami, kami juga bersedia memberikan kontribusi finansial untuk mendukung misi besar mencapai perdamaian oleh PBB,” ujarnya.
Pencapaian Pembangunan di Indonesia
Dalam pidatonya, Prabowo juga menyampaikan beberapa pencapaian pembangunan di Indonesia. Salah satunya adalah cadangan beras dan gabah yang mencapai 4 juta ton, angka tertinggi sepanjang sejarah. Ia berencana mengekspor beras ke negara-negara yang membutuhkan, termasuk Palestina. “Kita mulai mengekspor beras ke negara-negara lain yang membutuhkan, termasuk menyediakan beras untuk Palestina,” kata dia.
Indonesia juga tengah membangun rantai pasok pangan yang tangguh dan melakukan investasi dalam smart agriculture untuk memastikan ketahanan pangan. Selain itu, Prabowo menyampaikan rencana pembangunan tanggul laut raksasa sepanjang 480 kilometer sebagai upaya mengatasi perubahan iklim. “Mungkin butuh waktu 20 tahun. Tapi, kita tidak punya pilihan. Kita harus mulai sekarang,” ujarnya.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!