
Capaian Bidang Pertanian di NTT
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada masa kepemimpinan Gubernur Melki Laka Lena dan Johanis Asadoma melalui Dinas Peternakan NTT telah mengumumkan berbagai capaian dalam bidang pertanian. Informasi ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Joaz B. Oemboe Wanda, yang menjelaskan bahwa ada tiga kategori utama dalam capaian pertanian di wilayah tersebut.
Pertanian Tanaman Pangan sebagai Motor Penggerak Ekonomi
Pertanian tanaman pangan menjadi salah satu sektor yang paling vital dalam membangun perekonomian NTT. Sebagai motor penggerak ekonomi, sektor ini memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Hal ini menunjukkan betapa pentingnya sektor pertanian dalam mendukung stabilitas ekonomi daerah.
Komoditas Utama yang Dikembangkan
Komoditas utama yang menjadi fokus pengembangan di NTT meliputi jagung, padi, hortikultura, dan perkebunan. Pengembangan komoditas-komoditas ini dilakukan melalui tiga strategi utama, yaitu intensifikasi, ekstensifikasi, serta penerapan teknologi. Strategi-strategi ini bertujuan untuk meningkatkan produksi dan kualitas hasil pertanian.
Strategi Intensifikasi dalam Pertanian
Strategi intensifikasi mencakup berbagai aspek penting dalam proses produksi pertanian. Beberapa langkah yang diterapkan antara lain:
- Penggunaan benih unggul yang mampu memberikan hasil optimal.
- Pemupukan dengan dosis yang tepat agar tidak merusak kesehatan tanah.
- Sistem irigasi tetes atau terjadwal untuk efisiensi penggunaan air.
- Pengendalian hama secara terpadu guna mengurangi kerugian akibat serangan hama.
- Pemanfaatan alat dan mesin pertanian yang modern untuk meningkatkan produktivitas.
Capaian Produktivitas Semester I 2025
Dalam semester pertama tahun 2025, tercatat beberapa capaian produktivitas yang signifikan di berbagai komoditas pertanian. Berikut adalah rincian capaian tersebut:
- Padi: 4,12 ton per hektar.
- Jagung: 2,78 ton per hektar.
- Hortikultura:
- Bawang putih: 152,3 ton.
- Cabai besar: 1.367,5 ton.
- Bawang merah: 8.039,5 ton.
- Cabai rawit: 9.685,7 ton.
Perkembangan Produksi Perkebunan
Produksi dari berbagai komoditas perkebunan juga mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Berikut data peningkatan produksi perkebunan:
- Kelapa: 786 kg per hektar (naik dari 780).
- Jambu mente: 611 kg per hektar (naik dari 606).
- Kopi robusta: 526 kg per hektar (naik dari 441).
- Kopi arabika: 736 kg per hektar (naik dari 526).
- Kakao: 631 kg per hektar (naik dari 613).
Indeks Harga Petani (IHP)
Indeks Harga Petani (IHP) mengalami peningkatan dari 115,37 pada tahun 2024 menjadi 119,01 pada tahun 2025. Angka ini menunjukkan bahwa petani di NTT sedang dalam kondisi surplus, yang merupakan indikator positif bagi stabilitas ekonomi petani.
Dukungan Penyuluh Pertanian
Selain itu, terdapat dukungan yang diberikan kepada penyuluh pertanian di NTT. Saat ini, jumlah penyuluh pertanian mencapai 1.918 orang. Mereka menerima Bantuan Operasional Penyuluh (BOP) sebesar Rp260.000 per bulan dari APBD Provinsi NTT tahun 2025. Dukungan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan penyuluhan dan membantu para petani dalam meningkatkan produksi pertanian.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!