
Menteri Keuangan Mendorong Pertamina Bangun Kilang Minyak Baru
Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, mengungkapkan keinginannya agar PT Pertamina (Persero) segera membangun kilang minyak baru. Hal ini dilakukan guna mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan bakar minyak (BBM), seperti solar dan diesel.
Purbaya mengungkapkan bahwa ia telah melakukan rapat koordinasi dengan CEO Badan Pengelola Investasi Danantara, Rosan Roeslani, serta para menteri dan kepala badan lainnya di Wisma Danantara Indonesia, Jakarta Selatan, pada Senin (1/10/2025). Meski demikian, dalam pertemuan tersebut, ia belum menyampaikan secara langsung tentang pentingnya pembangunan kilang minyak baru oleh Pertamina.
Namun, Purbaya menegaskan bahwa akan ada pertemuan lanjutan antara dirinya dan Rosan. Ia mengatakan bahwa Rosan mungkin belum mendengar atau memahami rekomendasinya untuk Pertamina segera menjalankan rencana pembangunan kilang minyak baru.
Menurut Purbaya, rencana pembangunan kilang minyak baru itu sudah disampaikan oleh Pertamina sejak 2018. Namun, hingga saat ini, tidak ada satupun kilang yang dibangun. Akibatnya, Indonesia masih terus-menerus mengimpor BBM, yang berdampak pada meningkatnya subsidi energi.
"Kita tidak memiliki perbedaan pendapat, tetapi hanya ingin memastikan bahwa mereka memiliki rencana dan menjalankannya dengan cepat. Dengan begitu, kita bisa menghemat subsidi. Selain itu, nilai tambah juga akan diciptakan di dalam negeri, bukan di negara lain," jelas Purbaya.
Sebelumnya, Purbaya juga menyampaikan kritik terbuka terhadap Pertamina dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR pada Selasa (30/9/2025). Ia menjelaskan bahwa peningkatan subsidi energi terjadi karena kebutuhan energi domestik masih sangat bergantung pada impor.
"BBM seperti solar dan diesel, kita banyak mengimpor hingga puluhan miliar dolar setiap tahun. Sudah berapa lama kita mengalami hal ini? Sudah bertahun-tahun," ujarnya dalam rapat tersebut.
Purbaya juga menyoroti bahwa dahulu ada investor Tiongkok yang menawarkan untuk membangun kilang minyak di Indonesia. Syaratnya, Pertamina harus membeli minyak dari mereka selama 30 tahun sebelum proyek tersebut diambil alih. Namun, Pertamina menolak karena mereka telah merencanakan membangun tujuh kilang minyak baru.
Sayangnya, hingga saat ini, Pertamina belum membangun satu pun kilang minyak baru. Menurut Purbaya, masalah utamanya adalah ketidaktertarikan atau keterlambatan dalam menjalankan rencana tersebut.
"Jadi, kilang itu bukan tidak bisa dibangun atau tidak bisa membuat proyek. Hanya saja, Pertamina kurang semangat dalam menjalankannya," katanya.
Oleh karena itu, Purbaya meminta DPR untuk terus mendorong Pertamina agar segera membangun kilang minyak baru, terutama dalam rapat-rapat yang diadakan bersama Danantara. Ia berharap langkah ini dapat membantu mengurangi ketergantungan pada impor BBM dan meningkatkan ekonomi nasional.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!