Purbaya Kritik Pertamina: Subsidi Melonjak Karena Tak Bangun Kilang

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Kinerja Pertamina dan Masalah Subsidi Energi yang Terus Meningkat

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan bahwa subsidi energi terus meningkat secara signifikan. Ia menyoroti kinerja PT Pertamina (Persero) yang dinilai tidak mampu membangun kilang baru untuk memenuhi kebutuhan energi nasional. Menurutnya, masalah ini bukan karena ketidakmampuan teknis atau finansial, tetapi lebih pada kurangnya komitmen dan inisiatif dari pihak Pertamina.

“Kilang itu bukan kita nggak bisa bikin, atau kita nggak bisa bikin proyeknya. Cuma, Pertamina malas-malasan saja,” ujar Purbaya dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR, Selasa (30/9).

Purbaya juga bercerita tentang pengalamannya saat masih menjabat di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman pada periode 2018–2020. Saat itu, ia pernah menawarkan kerja sama dengan Pertamina melalui investor dari Tiongkok yang ingin membangun kilang minyak. Menurut penawaran tersebut, investor akan membeli 30 tahun, setelah itu kilang akan diberikan secara gratis.

Namun, Pertamina menolak usulan tersebut dengan alasan mereka sudah memiliki kapasitas yang berlebihan. “Pertamina bilang, kami keberatan dengan usaha tersebut, karena kami sudah over capacity,” ujarnya.

Meskipun demikian, menurut Purbaya, jawaban tersebut justru mengejutkan. Pasalnya, Pertamina sebelumnya pernah menyatakan ingin membangun tujuh kilang baru, namun hingga kini belum ada satupun yang terealisasi. “Tapi apa? Satu pun nggak jadi, kan. Mereka bilang, iya, tapi segera-segera akan jadi. Sampai sekarang nggak jadi. Yang ada malah beberapa dibakar kan,” katanya.

Karena itu, Purbaya meminta DPR ikut mengawasi kinerja Pertamina. Ia menegaskan siap bekerja sama dengan DPR untuk mengurangi beban subsidi agar lebih murah dan tepat sasaran. “Jadi bapak tolong kontrol mereka juga. Jadi saya kontrol, dari bapak-bapak juga kontrol, karena kita rugi besar. Karena kita impor dari mana? Dari Singapura,” tambahnya.

Realisasi Subsidi Energi Hingga Agustus 2025

Kementerian Keuangan mencatat realisasi subsidi energi hingga 31 Agustus 2025 mencapai Rp 218 triliun. Angka ini mencakup subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan LPG tiga kilogram (kg). Kenaikan subsidi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti fluktuasi harga minyak mentah Indonesia (ICP), depresiasi nilai tukar rupiah, serta pertumbuhan konsumsi barang bersubsidi.

Menurut Purbaya, kenaikan konsumsi terjadi di berbagai sektor. “Bahan bakar minyak naik 3,5%, LPG tiga kg naik 3,6%, pelanggan listrik bersubsidi naik 3,8%, dan pupuk mengalami peningkatan sebesar 12,1%. Ini peningkatan yang terbesar,” ujarnya.

Dengan situasi ini, Purbaya menekankan pentingnya pengawasan yang lebih ketat terhadap perusahaan-perusahaan yang mendapat subsidi. Ia berharap kebijakan subsidi dapat lebih efektif dan tidak memberatkan anggaran negara. Dengan adanya transparansi dan pengawasan yang baik, diharapkan subsidi dapat dialokasikan dengan lebih tepat dan membantu masyarakat yang benar-benar membutuhkan.