Purbaya Nyangkal Minta Bank Naikkan Suku Bunga Deposito Valas ke 4 Persen

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Penjelasan Menteri Keuangan Terkait Kenaikan Suku Bunga Deposito Valas

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa ia tidak pernah memerintahkan lembaga perbankan untuk meningkatkan suku bunga deposito valuta asing (valas) dalam denominasi dollar Amerika Serikat (AS) hingga mencapai 4 persen. Sebelumnya, suku bunga tersebut berada di kisaran antara 1 hingga 2 persen. Beberapa bank milik negara seperti PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) melakukan kenaikan suku bunga ini.

Purbaya menyampaikan pernyataannya saat berada di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta Pusat, Selasa (30/9/2025). Ia menekankan bahwa tindakan yang dilakukan oleh empat bank tersebut bukanlah instruksi dari pihaknya. “Saya tidak pernah memerintahkan mereka untuk melakukan hal itu,” ujarnya.

Kebijakan kenaikan suku bunga ini dilakukan sebagai respons terhadap rencana pemerintah untuk menarik simpanan dollar AS dari warga negara Indonesia (WNI) yang selama ini disimpan di luar negeri. Tujuan utamanya adalah untuk mengajak masyarakat melakukan migrasi simpanan ke dalam negeri. Namun, langkah ini juga dinilai memiliki dampak terhadap nilai tukar rupiah karena permintaan terhadap dollar AS meningkat.

Purbaya mengungkapkan bahwa kebijakan ini membuatnya melakukan inspeksi mendadak dan menghadiri rapat direksi di kantor BNI pada Senin (29/8/2025). Ia ingin memastikan bahwa bank-bank tersebut tidak melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan. “Saya datang ke BNI kemarin untuk memastikan mereka tidak melakukan hal-hal yang tidak seharusnya. Karena ada yang menggunakan alasan ini untuk melemahkan nilai tukar rupiah dan menyalahkan Menteri Keuangan,” katanya.

Ia menegaskan kembali bahwa pemerintah tidak akan memberikan arahan yang memaksa bank untuk menaikkan suku bunga deposito valas hingga mencapai 4 persen. “Kebijakan yang diterapkan akan tetap berbasis pasar, benar-benar market based,” ujar Purbaya.

Rencana Pemerintah Menarik Simpanan Dollar WNI

Pemerintah sedang merancang kebijakan untuk menarik kembali uang-dollar yang dimiliki WNI dan disimpan di luar negeri. Untuk mendorong warga negara untuk menempatkan simpanan tersebut di dalam negeri, pemerintah akan memberikan insentif yang menarik.

Purbaya menjelaskan bahwa insentif ini bertujuan agar masyarakat lebih memilih menyimpan dollar di dalam negeri daripada di luar. “Insentif ini akan membuat orang Indonesia lebih tertarik menyimpan uang dollar di sini dibanding di luar,” katanya usai bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (19/9/2025) malam.

Langkah ini diharapkan dapat memperkuat cadangan devisa negara, meningkatkan suplai dollar di sistem perbankan nasional, serta mendukung pembiayaan proyek-proyek strategis pemerintah. Meskipun rencana ini masih dalam proses penyempurnaan, Purbaya menilainya cukup bagus dan layak untuk segera dijalankan.

Ia mengungkapkan bahwa dirinya baru saja mengetahui banyak WNI yang menyimpan dollar di luar negeri. Oleh karena itu, pemerintah akan segera menyiapkan skema insentif yang menarik agar masyarakat kembali memilih menyimpan dollar di dalam negeri.

“Dengan insentif yang menarik, masyarakat tidak perlu repot-repot mengirimkan dollar ke luar negeri,” kata Purbaya menjelaskan. Ia menambahkan bahwa pelaksanaan rencana ini bisa segera dilakukan dalam waktu satu bulan ke depan.