
Tindakan Darurat Terhadap Program Makan Bergizi Gratis
Insiden dugaan keracunan massal yang menimpa 301 siswa di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, telah memicu langkah tegas dari Badan Gizi Nasional (BGN). Insiden ini terjadi pada Senin, 22 September 2025, dan segera menjadi perhatian serius bagi pihak berwenang. Akibatnya, BGN mengambil keputusan untuk menghentikan sementara Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah tersebut. Tujuan utama dari penghentian ini adalah melakukan evaluasi menyeluruh agar tidak ada kejadian serupa terulang kembali.
Keputusan BGN: Hentikan Program dan Lakukan Evaluasi
Kepala BGN, Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa penghentian program ini merupakan langkah penting yang harus diambil. Ia mengatakan bahwa setelah meninjau dokumen SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi), kondisi yang ditemukan cukup baik. Namun, ia menyebut adanya kemungkinan keteledoran yang bisa jadi penyebab masalah tersebut.
“Saya sudah meninjau SPPG-nya. Kondisinya sebenarnya bagus, hanya mungkin ada keteledoran. Itu yang harus jadi perbaikan menyeluruh. Saya sudah minta untuk setop sementara,” ujar Dadan.
Menurut Dadan, SPPG di Cipongkor masih tergolong baru. Ia menilai bahwa operasional program seharusnya dimulai secara bertahap, hanya beberapa sekolah saja, sebelum cakupannya diperluas. Namun, dalam kasus ini, dapur tersebut langsung memproduksi makanan dalam skala besar, yang akhirnya memicu kendala teknis.
“Seharusnya dimulai dari dua hingga tiga sekolah dulu sampai terbiasa. Tapi SPPG kali ini langsung dalam jumlah besar, itu yang menyebabkan kesalahan teknis,” katanya.
Respons Cepat Tim Medis dan Perbaikan di Lapangan
Dadan juga mengapresiasi respons cepat dari tenaga medis, relawan, aparat, dan pemerintah daerah dalam menangani para korban. Meskipun demikian, ia menekankan perlunya perbaikan mendasar di berbagai aspek, termasuk ketersediaan obat-obatan dan kelengkapan fasilitas.
Terkait standar operasional, Dadan menekankan bahwa dapur BGN harus memenuhi aspek kebersihan, kelengkapan peralatan, serta jumlah personel yang memadai. BGN juga telah mengeluarkan instruksi baru, yang mewajibkan makanan diproses dalam waktu tidak lebih dari 4–5 jam, serta menggunakan bahan baku dari pemasok berkualitas.
“Kadang mereka harus bangun malam dan menyiapkan dalam waktu singkat. Sekarang kami instruksikan agar makanan diproses tidak lebih dari 4–5 jam. Selain itu bahan baku juga harus berasal dari supplier berkualitas,” kata Dadan.
Langkah-Langkah Perbaikan yang Diterapkan
Setelah insiden ini, BGN berkomitmen untuk melakukan perbaikan menyeluruh terhadap seluruh proses produksi makanan di SPPG. Hal ini mencakup peningkatan kualitas pengawasan, pelatihan staf, serta pemantauan terhadap ketersediaan bahan baku. Selain itu, BGN juga akan memastikan bahwa semua dapur makanan sesuai dengan standar kesehatan dan keamanan pangan.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan. Dengan evaluasi yang mendalam dan perbaikan sistematis, BGN berharap dapat tetap menjalankan program MBG dengan aman dan efektif, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat yang membutuhkan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!