
Rupiah Menguat Terhadap Dollar AS di Pasar Spot
Pada perdagangan pasar spot, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS mengalami penguatan. Pada Senin (29/9/2025), pukul 09.11 WIB, rupiah berada pada level Rp 16.652,5 per dollar AS. Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 82,5 poin atau 0,51 persen dibandingkan penutupan sebelumnya yang mencapai Rp 16.738 per dollar AS.
Analis mata uang dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyatakan bahwa rupiah memiliki potensi untuk terus menguat terhadap dollar AS. Ia menjelaskan bahwa dollar AS mengalami penurunan setelah data inflasi AS yang dirilis sesuai dengan ekspektasi. Hal ini memberi peluang bagi The Fed untuk melakukan pemangkasan suku bunga.
Selain itu, indeks dollar AS juga mengalami tekanan akibat sentimen konsumen yang lebih rendah dari perkiraan. "Range pergerakan rupiah hari ini diperkirakan berkisar antara 16.650 hingga 16.750," ujar Lukman Leong.
Perbedaan Kurs Jisdor dan Kurs Bank
Berbeda dengan data dari Bloomberg, kurs tengah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menunjukkan angka yang sedikit berbeda. Pada Jumat (26/9/2025), kurs rupiah berada di posisi Rp 16.775 per dollar AS. Angka ini lebih lemah dibandingkan posisi pada Kamis (25/9/2025) yang mencapai Rp 16.752 per dollar AS.
Kurs rupiah juga berbeda-beda di berbagai bank besar di Indonesia. Misalnya, di Bank Rakyat Indonesia (BRI), kurs jual ditetapkan pada Rp 16.768 per dollar AS. Kurs jual berarti bank menjual dollar AS pada harga tersebut.
Kurs Rupiah di Lima Bank Besar
Berikut adalah kurs rupiah hari ini di lima bank besar di Indonesia:
- Bank BRI: Jual 16.768, Beli 16.668
- Bank Mandiri: Jual 16.660, Beli 16.640
- Bank BNI: Jual 16.668, Beli 16.633
- Bank BCA: Jual 16.665, Beli 16.645
- CIMB Niaga: Jual 16.788, Beli 16.777
Perbedaan kurs ini menunjukkan bahwa kondisi valuta asing dapat bervariasi tergantung pada kebijakan masing-masing bank. Namun secara umum, rupiah mengalami penguatan terhadap dollar AS dalam beberapa hari terakhir.
Faktor Penyebab Penguatan Rupiah
Beberapa faktor yang memengaruhi penguatan rupiah antara lain penurunan dollar AS setelah data inflasi AS yang sesuai ekspektasi dan sentimen konsumen yang lebih rendah dari perkiraan. Selain itu, kondisi ekonomi domestik juga turut berkontribusi dalam memperkuat rupiah.
Dalam skenario jangka pendek, analis memprediksi bahwa rupiah akan tetap stabil dengan range pergerakan yang tidak terlalu besar. Namun, para investor dan pengguna valuta asing tetap perlu memantau perkembangan ekonomi global dan kebijakan moneter Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed).
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!