Rupiah Stabil Dongkrak Arus Investasi Asing ke Pasar Saham RI

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Stabilitas Rupiah dan Dampaknya pada Arus Modal Asing

Stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi arus modal asing masuk ke pasar saham Indonesia. Berdasarkan analisis dari Reydi Octa, seorang pengamat pasar modal Indonesia, kebijakan hedging atau lindung nilai rupiah melalui instrumen Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) serta bunga deposito valuta asing dolar AS sebesar 4% dinilai cukup efektif dalam menahan gejolak di pasar.

Bank Indonesia mencatat bahwa rata-rata harian transaksi DNDF pada Agustus 2025 mencapai US$212 juta, yang merupakan kenaikan signifikan dibandingkan saat instrumen ini pertama kali hadir pada 2018. Namun, Reydi mengingatkan bahwa kebijakan ini bersifat jangka pendek dan lebih berfungsi untuk menenangkan psikologi pasar daripada mengubah tren fundamental.

"Rupiah tetap sensitif terhadap arah The Fed dan arus modal asing," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (30/9/2025). Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada upaya stabilisasi, kondisi makroekonomi global masih menjadi faktor utama yang memengaruhi sentimen investor.

Pergerakan Arus Modal Asing di Pasar Saham Indonesia

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar saham RI menorehkan net buy asing selama tiga hari perdagangan beruntun sejak Kamis 25 September 2025. Pada perdagangan Senin (29/9/2025), net buy asing mencapai Rp555,64 miliar, yang berhasil mengurangi catatan net sell asing menjadi Rp53,04 triliun sejak awal tahun.

Dalam perdagangan Senin, tiga saham yang mencatat net buy terbesar adalah PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) dengan nilai Rp218,8 miliar, PT Barito Renewable Energy Tbk. (BREN) sebesar Rp164 miliar, dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebesar Rp134,2 miliar. Hal ini menunjukkan adanya minat yang kuat dari investor asing terhadap sektor-sektor tertentu di pasar modal Indonesia.

Reydi menyatakan bahwa peluang inflow asing hingga akhir tahun ini masih terbuka lebar, terutama jika rupiah tetap stabil dan cenderung menguat. Pada Senin (29/9), nilai tukar rupiah ditutup menguat 0,35% atau 58 poin ke Rp16.680 per dolar AS.

Namun, meskipun ada tanda penguatan rupiah, Reydi menilai bahwa inflow asing ke pasar saham tetap akan cenderung wait and see terhadap arah ekonomi global dan keadaan politik domestik. Ini menunjukkan bahwa investor asing tetap waspada terhadap risiko yang muncul dari lingkungan eksternal.

Kondisi Historis dan Proyeksi Masa Depan

Merujuk pada data historis pasar, sepanjang 2024 lalu pasar saham Indonesia menorehkan net buy asing sebesar Rp15,74 triliun. Per akhir 2024, nilai tukar rupiah terdepresiasi 4,34% ke level Rp16.095 per dolar AS. Menjelaskan kondisi tersebut, Reydi menilai bahwa nilai tukar rupiah memang berpengaruh terhadap persepsi asing karena stabilitas rupiah sering menjadi pemicu inflow dana asing.

"Bedanya, pada tahun 2024 mungkin terletak pada rupiah yang terkendali dan sempat menguat signifikan, serta pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang lebih solid. Tahun ini, respons asing lebih hati-hati karena memantau pergerakan yield treasury di AS yang jika naik, memicu capital outflow dari IHSG," pungkasnya.

Langkah Bank Indonesia dalam Menstabilkan Rupiah

Sementara itu, Liza Camelia Suryanata, Head Riset Kiwoom Sekuritas, menyoroti pernyataan dari Bank Indonesia yang secara berani akan menggunakan seluruh instrumen yang ada, baik di pasar domestik melalui instrumen spot, DNDF, hingga pembelian Surat Berharga Negara (SBN) untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.

Menurutnya, langkah Bank Sentral tersebut akan meredam volatilitas rupiah dalam jangka pendek. Sementara untuk kebijakan perbankan yang menetapkan bunga deposito valas 4%, menurut Liza hal ini akan menimbulkan sentimen campuran bagi nilai tukar karena kebijakan tersebut turut menuai kritik.

"Di sisi fundamental, surplus dagang yang masih solid, didukung Crude Palm Oil (CPO), memberi bantalan valas," pungkas Liza.