RUPS Bata Persetujui Penghapusan Bisnis Alat Kaki

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Perubahan Struktur Perusahaan dan Kinerja Keuangan PT Sepatu Bata Tbk

RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) PT Sepatu Bata Tbk (BATA) telah menyetujui perubahan Anggaran Dasar Perseroan. Salah satu poin utama dari keputusan tersebut adalah penghapusan kegiatan usaha industri alat kaki untuk kebutuhan sehari-hari. Perubahan ini tertuang dalam hasil rapat pemegang saham yang diadakan pada Kamis, 25 September 2025.

Direktur dan Corporate Secretary BATA, Hatta Tutuko, menjelaskan bahwa keputusan ini disetujui oleh seluruh pemegang saham, yaitu sebanyak 1.066.244.300 suara atau 100 persen dari total suara. "Kami menyetujui perubahan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan untuk menghapus kegiatan usaha industri alat kaki untuk kebutuhan sehari-hari," ujarnya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia.

Selain itu, pemegang saham juga menyetujui penyusunan ulang seluruh ketentuan dalam Anggaran Dasar Perseroan. Di sisi lain, mereka juga menyetujui pengunduran diri Rajeev Gopalakrishnan sebagai Presiden Komisaris pada 25 Juni 2025.

Dalam rangka perubahan struktur manajemen, pemegang saham mengangkat Amitav Nandy sebagai Presiden Direktur dan Shaibal Sinha sebagai Presiden Komisaris. Berikut susunan lengkap pengurus PT Sepatu Bata Tbk:

Direksi

  • Presiden Direktur: Amitav Nandy
  • Direktur: Ian Duncan Mcnab Cowe
  • Direktur: Hatta Tutuko
  • Direktur: Ahmad Danial
  • Direktur: Prima Andhika Irawati

Dewan Komisaris

  • Presiden Komisaris: Shaibal Sinha
  • Komisaris Independen: Agus Nurudin

Kinerja Keuangan Semester Pertama 2025

Pada semester pertama tahun 2025, BATA mencatatkan kerugian sebesar Rp 40,5 miliar. Jumlah ini lebih baik dibandingkan kerugian pada periode yang sama tahun lalu, yaitu sebesar Rp 127 miliar. Meskipun demikian, penjualan bersih BATA turun menjadi Rp 159,4 miliar, dibandingkan pendapatan sebesar Rp 260,2 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Penjualan BATA sepenuhnya berasal dari pihak ketiga di pasar domestik.

Liabilitas BATA per 30 Juni 2025 tercatat sebesar Rp 434,5 miliar, sedangkan ekuitasnya mencapai minus Rp 56,5 miliar. Total aset BATA pada saat itu berjumlah Rp 377,9 miliar, yang lebih rendah dibandingkan jumlah aset pada akhir Desember 2024 sebesar Rp 405 miliar.

Penjualan Aset dan Pengaruh Terhadap Kondisi Perusahaan

Pada Oktober 2024, BATA terpaksa menjual sejumlah aset karena mengalami kerugian dan penurunan penjualan. Hatta Tutuko menyampaikan bahwa dalam laporan keuangan konsolidasi interim per 30 September 2024, Perseroan mengalami penurunan aset sebesar 21,7 persen dari 31 Desember 2023.

Per akhir Oktober 2024, BATA memiliki aset senilai Rp 458 miliar, yang lebih rendah dibandingkan Rp 585 miliar pada akhir tahun lalu. Penurunan aset disebabkan oleh penjualan aset tetap berupa gedung kantor. Selain itu, terjadi penurunan hak guna sewa akibat penutupan toko yang merugi serta penurunan persediaan karena penjualan dengan promosi atas barang persediaan yang tidak laku.

Tantangan dan Upaya Manajemen BATA

Manajemen BATA sebelumnya mengakui bahwa selama empat tahun terakhir, perusahaan telah berusaha keras untuk mengatasi tantangan dan kerugian dalam industri. Dampak buruk pandemi dan perubahan cepat perilaku konsumen menjadi faktor utama yang memengaruhi kondisi ini. Produksi di pabrik terus menurun, dan kondisi ini masih berlangsung hingga saat ini.