
Perubahan Kepemimpinan dan Struktur Bisnis PT Sepatu Bata Tbk
PT Sepatu Bata Tbk (BATA) mengumumkan perubahan susunan pengurus perusahaan setelah melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan pada Kamis, 25 September 2025. Dalam rapat tersebut, para pemegang saham menyetujui pengunduran diri Rajeev Gopalakrishnan sebagai Presiden Komisaris yang terjadi pada 25 Juni 2025.
Direktur sekaligus Corporate Secretary BATA, Hatta Tutuko, menjelaskan bahwa para pemegang saham juga menyetujui pengangkatan dua pejabat baru. Mereka adalah Amitav Nandy yang ditunjuk sebagai Presiden Direktur dan Shaibal Sinha sebagai Presiden Komisaris. Keputusan ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat kepemimpinan perusahaan untuk masa depan yang lebih stabil dan berkelanjutan.
Selain itu, pemegang saham juga mengambil keputusan untuk menghapus usaha industri alat kaki untuk kebutuhan sehari-hari dari anggaran dasar perseroan. Perubahan ini tertuang dalam penetapan pemegang saham yang mengubah Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan. Dengan adanya perubahan ini, BATA akan fokus pada bisnis utama yang lebih sesuai dengan kondisi pasar saat ini.
Susunan Pengurus BATA Setelah Perubahan
Berikut adalah struktur pengurus BATA setelah perubahan:
Direksi - Presiden Direktur: Amitav Nandy - Direktur: Ian Duncan Mcnab Cowe - Direktur: Hatta Tutuko - Direktur: Ahmad Danial - Direktur: Prima Andhika Irawati
Dewan Komisaris - Presiden Komisaris: Shaibal Sinha - Komisaris Independen: Agus Nurudin
Kinerja Finansial Semester I 2025
Kinerja finansial BATA pada semester pertama tahun 2025 menunjukkan penurunan signifikan. Perusahaan mencatat kerugian sebesar Rp 40,5 miliar, jauh lebih rendah dibandingkan kerugian sebesar Rp 127 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Penjualan bersih juga mengalami penurunan, mencapai Rp 159,4 miliar, turun dari Rp 260,2 miliar pada tahun sebelumnya.
Penurunan penjualan ini didorong oleh penurunan permintaan di pasar domestik, sehingga seluruh penjualan ditopang oleh pihak ketiga. Pada akhir Juni 2025, liabilitas perusahaan tercatat sebesar Rp 434,5 miliar, sedangkan ekuitas negatif sebesar Rp 56,5 miliar. Aset perusahaan juga mengalami penurunan, yaitu sebesar Rp 377,9 miliar, turun dari Rp 405 miliar pada akhir Desember 2024.
Penjualan Aset Akibat Kerugian
Pada Oktober 2024, BATA melakukan penjualan sejumlah aset karena menghadapi kerugian dan penurunan penjualan. Sekretaris Perusahaan, Hatta Tutuko, menyebutkan bahwa hingga 30 September 2024, aset perusahaan mengalami penurunan sebesar 21,7 persen, turun dari Rp 585 miliar pada akhir 2023 menjadi Rp 458 miliar.
Penurunan aset ini disebabkan oleh penjualan aset tetap, seperti gedung kantor. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan likuiditas perusahaan dan mengurangi beban operasional yang tidak efisien.
Perubahan kepemimpinan dan struktur bisnis ini menjadi langkah penting dalam menghadapi tantangan pasar yang semakin dinamis. Dengan komitmen untuk terus berinovasi dan beradaptasi, BATA berharap dapat kembali bangkit dan menunjukkan kinerja yang lebih baik di masa mendatang.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!