
Peran Lembaga Penjamin Kredit dalam Mendukung Pertumbuhan UMKM
Lembaga penjamin kredit berperan penting dalam memberikan kepercayaan kepada perbankan agar dapat menyalurkan dana kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Tujuannya adalah untuk membantu UMKM yang memiliki potensi tinggi namun masih kesulitan mendapatkan akses pembiayaan. Banyak UMKM yang layak secara finansial tetapi belum bisa dianggap bankable karena kurangnya agunan atau dokumen yang lengkap.
Salah satu contoh adalah Rudi Sugiman dari Gabungan Kelompok Tani Kopi Kubangsari di Desa Pulosari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Pada tahun 2020, saat produksi kopinya mulai diminati pasar ritel, ia menghadapi tantangan dalam mengajukan pinjaman ke bank karena tidak memiliki agunan. Perkebunan kopi milik Rudi, bernama Bareto Coffee, sudah berdiri sejak tahun 1999 dan kini dikelola oleh generasi ketiga. Awalnya, mereka hanya menjual bahan mentah ke koperasi pegawai.
Pada tahun 2003, Rudi dan kelompok tani mulai mengelola bisnis lebih serius. Mereka menjadi pilot project di wilayah tersebut. Awalnya, mereka fokus pada pengolahan di hulu, tetapi persaingan semakin ketat. Akhirnya, mereka beralih ke pengolahan di hilir, yaitu produk jadi seperti bubuk kopi dan kafe. Permintaan terhadap produk ini meningkat, termasuk dari luar negeri melalui agen.
Di tengah situasi ini, Rudi membutuhkan tambahan modal untuk memenuhi permintaan pasar. Ia mencoba memanfaatkan momen saat harga kopi melonjak. Sebagai perbandingan, sebelum pandemi, harga kopi jenis robusta berkisar antara Rp 30.000 hingga Rp 35.000 per kilogram. Namun, pada tahun 2025, harga kopi ini mencapai Rp 95.000 per kilogram.
Kapasitas produksi kopi kelompok tani ini terus meningkat. Produksi kopi tiap musim panen mencapai 300-400 ton, tergantung cuaca. Luas lahan yang dikelola mencapai 623 hektare dan dikelola oleh 11 kelompok tani dengan total anggota sebanyak 489 orang.
Pada tahun 2020, Rudi kesulitan mengembangkan usaha karena keterbatasan modal. Beberapa dokumen tidak bisa dipenuhi, termasuk adanya agunan. Meski memiliki aset tak bergerak berupa lahan, tidak ada legalitasnya. Padahal, bisnis kopi Rudi sedang berkembang dengan omzet yang baik.
Rudi akhirnya terbantu melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan oleh BRI dan dijamin oleh Jamkrindo. Dengan bantuan ini, ia berhasil mendapatkan akses pembiayaan sebesar Rp 100 juta untuk mengembangkan usahanya. Pada tahun 2024, pinjamannya telah lunas. Kini, Rudi mampu memajukan usahanya mulai dari produksi green bean, penggilingan kopi, hingga pembuatan bubuk kopi kemasan dan kafe. Bahkan, produknya sudah tembus pasar luar negeri dengan penjualan di 14 negara melalui agen perdagangan.
Potensi UMKM di sektor agribisnis dan wisata di Pangalengan cukup besar. Nilai transaksi perdagangan kopinya saja mencapai Rp 5 miliar. Selain Gapoktan yang dikelola Rudi, masih banyak klaster UMKM pertanian lain yang juga memiliki potensi besar untuk berkembang. Namun, sayangnya, akses ke perbankan masih sulit. Salah satu alasan utamanya adalah tidak adanya agunan.
Oleh karena itu, lembaga penjamin kredit hadir sebagai penengah. Menurut Yani Haryani, Manajer Bisnis Mikro BRI Kantor Cabang Sorong, lembaga ini bisa memberikan jaminan kepada perbankan agar dapat menyalurkan modal kepada UMKM.
Peran lembaga penjamin kredit ini terus berkembang di Jawa Barat. Hingga Agustus 2025, PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) telah mencatatkan volume penjaminan sebesar Rp 12,28 triliun. Penjaminan ini diberikan kepada 189.193 pelaku UMKM. Kontribusi ini turut mendorong penyerapan tenaga kerja mencapai 648.812 orang di berbagai sektor produktif.
Pemimpin Wilayah Bandung Jamkrindo Wakhyu Hidayattulloh menyampaikan bahwa melalui penjaminan, pihaknya membantu UMKM di Jawa Barat agar lebih mudah mengakses pembiayaan dari perbankan dan lembaga keuangan. "Dengan akses permodalan yang lebih inklusif, para pelaku UMKM dapat meningkatkan skala usaha, memperluas lapangan kerja, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah," ujarnya.
Tidak hanya UMKM, Wakhyu juga menyasar proyek swasta yang mengikuti tender tanpa harus menyiapkan jaminan dalam bentuk uang tunai atau agunan besar.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!