Teka-Teki Kematian Brigadir Esco: Istri Hubungi Bank Soal Utang Jika Suami Meninggal

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Teka-Teki Kematian Brigadir Esco: Istri Hubungi Bank Soal Utang Jika Suami Meninggal

Misteri Kematian Brigadir Esco Mulai Terungkap

Perkembangan terbaru dalam kasus kematian Brigadir Esco Faska Rely mulai menunjukkan titik terang. Penyelidikan yang dilakukan oleh aparat kepolisian mengarah pada beberapa fakta yang mencurigakan, terutama terkait dengan peran istri korban, Briptu Rizka Sintiyani.

Salah satu hal yang menarik perhatian adalah bahwa Rizka sempat menghubungi pihak bank beberapa hari sebelum kematian suaminya. Dalam panggilan tersebut, ia menanyakan prosedur pelunasan utang jika nasabah meninggal dunia. Informasi ini muncul setelah ditemukan bahwa Brigadir Esco hilang sejak Selasa (19/8/2025), dan akhirnya ditemukan tewas di belakang rumahnya, Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Lombok Barat pada Minggu (24/8/2025).

Korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan: wajah hancur, leher terikat tali, dan tubuh membengkak. Setelah penyelidikan berlangsung, polisi menetapkan Briptu Rizka sebagai tersangka dalam kasus ini. Namun, ia menolak memperagakan rekonstruksi versi penyidik pada Senin (29/9/2025). Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan dan keraguan dari keluarga korban.

Dari pengakuan kakek Brigadir Esco, Acim, diketahui bahwa Rizka sempat menelepon bank satu minggu sebelum kejadian. Ia bertanya tentang aturan peminjam uang yang meninggal. Jawaban dari pihak bank menyatakan bahwa hutang akan dianggap lunas jika peminjam meninggal. Informasi ini semakin memperkuat dugaan keluarga terhadap Briptu Rizka.

Meskipun jumlah pasti hutang Brigadir Esco belum diketahui, keluarga mengira jumlahnya mencapai Rp 390 juta. Dengan informasi ini, mereka semakin curiga terhadap sikap dan tindakan Rizka.

Pengacara Briptu Rizka, Lalu Armayadi, menjelaskan bahwa kliennya tidak melapor ke polisi saat suaminya ditemukan tewas. Menurutnya, Rizka terlalu syok untuk melakukan laporan. Ayah korban yang melaporkan kejadian tersebut. Lalu Armayadi juga menekankan bahwa Rizka telah melakukan pencarian secara maksimal tanpa melibatkan pihak kepolisian.

Selain itu, dalam rekonstruksi yang digelar oleh Polres Lombok Barat, diperlihatkan kronologi kekerasan yang dialami korban hingga menyebabkan kematian. Tersangka diketahui melakukan kekerasan fisik dengan memukul bagian belakang kepala menggunakan benda tumpul. Kuasa hukum keluarga Brigadir Esco, Lalu Anton Heriawan, menyebutkan bahwa korban juga mengalami luka sayatan di wajah dan tangan kanan, yang diduga sebagai bentuk pembelaan diri.

Rekonstruksi ini melibatkan sekitar 50 adegan yang diperagakan oleh pemeran pengganti. Proses ini turut dihadiri oleh saksi ahli, termasuk dokter forensik dan tim Inafis. Meski demikian, Kasat Reskrim Polres Lombok Barat, AKP Lalu Eka Arya Mardiwinata, menolak memberikan keterangan detail terkait rekonstruksi.

Sementara itu, Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda NTB, AKBP Catur Erwin Setiawan, mengatakan bahwa pihaknya masih menyelidiki kemungkinan keterlibatan pihak lain dalam kematian Brigadir Esco. Dua sosok yang disebut sebagai "Mr X" masih menjadi fokus penyelidikan. Meski begitu, penolakan Rizka untuk memperagakan adegan pembawaan mayat ke kebun belakang rumahnya tetap dihormati sebagai hak tersangka.

Secara keseluruhan, kasus kematian Brigadir Esco masih dalam penyelidikan mendalam. Dengan hadirnya tujuh saksi kunci, harapan besar terletak pada kemampuan mereka untuk memberikan informasi yang lebih jelas dan memperjelas gambaran lengkap dari kejadian tragis ini.