Tren Kenaikan Saham Pasar Berkembang yang Berlangsung Selama 9 Bulan
Saham-saham di pasar berkembang atau emerging market mencatat reli selama sembilan bulan berturut-turut, menjadi tren kenaikan terpanjang sejak tahun 2004. Hal ini menunjukkan bahwa investor global mulai melirik kembali pasar-pasar yang sebelumnya dianggap lebih berisiko.
Tren positif ini terjadi seiring dengan aliran modal asing yang terus mengalir ke saham teknologi Asia. Menurut data dari Bloomberg, indeks saham negara berkembang milik MSCI Inc. ditutup naik 0,5% pada Selasa (30/9/2025), sehingga menghasilkan imbal hasil bulanan sebesar 7%.
Beberapa saham besar seperti Alibaba Group Holding Ltd., Tencent Holdings Ltd., dan produsen chip Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. menjadi penyumbang utama kenaikan tersebut. Investor tampaknya tetap optimis meskipun ada beberapa isu yang muncul, seperti laporan JOLTS yang menunjukkan sedikitnya peningkatan lowongan pekerjaan di AS pada bulan Agustus.
Namun, para investor tetap memperhatikan potensi penutupan pemerintahan AS yang bisa memengaruhi stabilitas ekonomi global. Meski begitu, reli di pasar negara berkembang ini didorong oleh beberapa faktor penting, antara lain ekspektasi pelemahan dolar AS, pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve, serta tanda-tanda pemulihan ekonomi di China.
Peran Dolar AS dan Kebijakan Moneter
Salah satu faktor utama yang mendorong reli saham di pasar berkembang adalah ekspektasi pelemahan dolar AS. Ketika dolar melemah, nilai mata uang negara-negara berkembang cenderung meningkat, sehingga membuat saham-saham di sana lebih menarik bagi investor asing.
Selain itu, kebijakan moneter yang lebih longgar, termasuk pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve, memberikan ruang bagi arus modal yang lebih besar masuk ke pasar negara berkembang. Ini membantu meningkatkan likuiditas dan menurunkan biaya pinjaman, yang pada akhirnya mendukung pertumbuhan perusahaan-perusahaan di kawasan tersebut.
Optimisme terhadap Sektor Teknologi Asia
Saham-saham teknologi Asia juga mendapat dukungan dari optimisme terhadap perkembangan kecerdasan buatan (AI). Perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam inovasi AI semakin diminati oleh investor global, karena potensi pertumbuhan mereka sangat tinggi.
Menurut Ipek Ozkardeskaya, Analis Senior di Swissquote, investor global masih relatif kurang terekspos terhadap saham China. Hal ini memberi ruang bagi kelanjutan reli di pasar tersebut. Meskipun saham teknologi Tiongkok telah mengalami kenaikan yang signifikan sepanjang tahun ini, valuasi mereka masih lebih murah dibandingkan rekan-rekan mereka di AS.
“Valuasi yang tinggi di AS mulai menjadi kekhawatiran, sementara saham teknologi Tiongkok masih menawarkan potensi pertumbuhan yang menarik,” ujarnya.
Peringatan tentang Volatilitas
Meski tren positif ini terus berlanjut, Malcolm Dorson, Manajer Portofolio Senior dan Kepala Manajemen Aktif di Global X Management, memperingatkan bahwa tidak ada yang naik secara terus-menerus tanpa volatilitas. Namun, ia menyatakan bahwa mungkin kita sedang menyaksikan awal dari siklus baru yang menguntungkan pasar negara berkembang.
Kesimpulan
Pasar negara berkembang terbukti mampu bertahan dalam situasi ketidakpastian global, terutama dengan adanya arus modal asing yang terus mengalir. Saat ini, investor global semakin melihat peluang di pasar-pasar seperti China dan Asia Tenggara, terutama dalam sektor teknologi.
Namun, penting bagi para investor untuk tetap waspada terhadap volatilitas dan risiko yang mungkin muncul. Setiap keputusan investasi harus didasarkan pada analisis yang matang dan penyesuaian terhadap kondisi pasar yang dinamis.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!