Topan Super Ragasa Hong Kong, Warga Siapkan Hotpot di Rumah

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Persiapan Warga Hong Kong dan Makau Menghadapi Topan Super Ragasa

Di tengah ancaman topan Super Ragasa yang akan melanda wilayah Hong Kong dan sekitarnya, warga mulai mempersiapkan diri dengan berbelanja bahan makanan. Salah satu kebutuhan yang menjadi prioritas adalah hot pot, sebuah hidangan populer di Asia yang sering digunakan sebagai cara untuk menghabiskan waktu bersama keluarga.

Yuki Leung, seorang konten kreator di Hong Kong, menjelaskan bahwa ia telah membeli kebutuhan pokok kemarin, tetapi hari ini ia membeli bahan-bahan tambahan yang tidak terlalu penting. Sementara itu, Cindy Wong, seorang pekerja administrasi berusia 35 tahun, juga mempertimbangkan untuk membeli hot pot agar bisa dinikmati bersama keluarga selama masa topan.

Beberapa tips untuk memasak hot pot ala restoran atau menikmati hidangan khas Mala juga menjadi topik yang menarik bagi banyak orang. Meskipun demikian, fokus utama warga saat ini adalah persiapan menghadapi cuaca ekstrem yang bisa membawa angin kencang hingga kecepatan 220 km/jam.

Warga Memadati Pasar Swalayan

Selain hot pot, banyak warga Hong Kong dan Makau memborong bahan makanan di pasar swalayan. Fenomena panic buying ini terjadi karena khawatir toko akan tutup selama dua hari akibat topan. Pihak berwenang Guangdong bahkan telah melakukan evakuasi lebih dari 770.000 orang, sementara lebih dari satu juta orang diperkirakan akan direlokasi ke seluruh provinsi.

Hong Kong telah mengeluarkan sinyal topan 8, yang merupakan sinyal tertinggi ketiga. Hal ini menyebabkan sebagian besar bisnis dan layanan transportasi harus ditutup. Seorang warga berusia 35 tahun bernama Mak mengatakan bahwa mereka telah menutup jendela dan pintu rumah serta memeriksa apakah ada kebocoran.

Di Makau, situasi serupa juga terjadi. Banyak warga memadati pasar swalayan untuk membeli kebutuhan bahan pokok. Polisi bahkan mengimbau masyarakat untuk mempersiapkan persediaan makanan dan minuman selama tiga hari. Kitty Ma, seorang guru berusia 40 tahun, mengatakan bahwa dia membeli banyak sayuran, mi instan, makanan kaleng, dan daging beku untuk persiapan menghadapi topan.

Perbedaan Tingkah Laku Warga di Berbagai Tempat

Meski panic buying terjadi di beberapa tempat, tidak semua warga mengambil langkah yang sama. Di beberapa supermarket di Makau, jumlah pengunjung memang lebih banyak, tetapi mereka tidak memborong bahan pokok. Seorang pegawai negeri sipil berusia 30 tahun bernama Chan mengatakan bahwa dia hanya membeli makanan seperti biasanya, yaitu dua atau tiga hari saja. Setelah itu, semuanya akan kembali normal.

Sementara itu, Mandy Chan, seorang pekerja kantoran berusia 35 tahun, juga mengatakan bahwa dirinya tidak melakukan panic buying. Ia hanya membeli apa yang biasanya dibeli, seperti roti, telur, dan ikan kaleng.

Biro Urusan Kota (IAM) menyatakan bahwa pasokan makanan segar di Makau tetap stabil. Mereka terus berkoordinasi dengan pemasok impor pangan untuk memastikan kualitas, keamanan, dan pasokan yang stabil. Termasuk dalam hal ini adalah produk pertanian seperti sayuran dan daging, serta pangan segar lainnya.

Kesimpulan

Topan Super Ragasa yang akan melanda wilayah Hong Kong dan sekitarnya memicu persiapan yang cukup masif dari warga. Dari pembelian bahan makanan hingga penguncian rumah, semua dilakukan demi mengurangi risiko dampak buruk dari badai. Meski beberapa orang memilih untuk tidak terlalu panik, namun kesadaran akan pentingnya persiapan tetap menjadi prioritas utama.