TPNPB Klaim Tewaskan 9 Aparat di Yahukimo, TNI Belum Konfirmasi

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

TPNPB Klaim Tewaskan 9 Aparat di Yahukimo, TNI Belum Konfirmasi

Klaim TPNPB Kodap XVI Yahukimo Mengenai Serangan di Papua Pegunungan

Pada bulan September 2025, kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Kodap XVI Yahukimo mengklaim telah menembak mati sembilan aparat dan intelijen TNI dalam kontak senjata yang terjadi di wilayah Yahukimo, Papua Pegunungan. Meski demikian, pihak TNI belum memberikan konfirmasi resmi mengenai klaim tersebut.

Komandan Operasi TPNPB Kodap XVI Yahukimo, Mayor Kopitua Heluka, menyatakan bahwa pasukannya dari Batalion Yamue, Batalion Sisibia, dan Batalion Kanibal terlibat baku tembak dengan aparat pada tanggal 21 hingga 23 September 2025. Dalam pernyataannya, Kopitua mengklaim bahwa pasukan TPNPB berhasil menewaskan sembilan aparat dan intelijen TNI serta melukai satu orang lainnya. Selain itu, satu unit mobil militer disebut rusak parah akibat serangan.

"Kami juga berhasil merampas satu unit senjata milik aparat militer Indonesia di Asmat dan membakar rumah korban. Namun istri dan anak korban dibebaskan sesuai hukum humaniter," ujar Kopitua. Ia menjelaskan bahwa serangan dilakukan dalam dua kelompok. Kelompok pertama dipimpin oleh Komandan Batalion Yamue, Hommy Heluka dan Dejang Heluka. Sementara kelompok kedua dipimpin oleh Komandan Batalion Sisibia, Yosua Sobolim dan Kempes Matuan, serta Komandan Batalion Kanibal, Kalep Morup dan Kodo Kuron.

TPNPB juga mengaku mengeksekusi dua aparat TNI di Korowai dan Asmat pada 21–22 September 2025. Baku tembak kembali pecah di Kali Anum, Korowai, yang menurut klaim mereka menewaskan lima aparat TNI dan melukai satu lainnya. "Selain itu, kami menembak satu unit kendaraan tempur hingga rusak total. Namun jumlah korban di dalamnya belum diketahui," tambah TPNPB.

Hingga berita ini diturunkan, pihak TNI belum memberikan keterangan resmi mengenai klaim tersebut. TPNPB mengklaim tidak ada korban jiwa dari pihak TPNPB dalam kontak senjata dengan militer Indonesia. Di sisi lain, menurut TPNPB, ada lebih dari sembilan aparat dan intel militer Indonesia yang tewas ditembak dan terluka. Satu unit rumah aparat dibakar dan satu mobil militer rusak parah. Serangan itu disebut atas perintah Brigjend Elkius Kobak. TPNPB mengaku siap bertanggung jawab atas tewasnya personel militer Indonesia.

Serangan Terhadap Warga Sipil di Distrik Seradala

Sementara itu, lima warga sipil dilaporkan tewas karena TPNPB menyerang Distrik Seradala, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Serangan itu dilakukan pada Minggu (20/9/2025) malam hingga Senin (21/9/2025) pagi. Saksi menyebut bahwa pada Minggu pukul 19.00 WI, ada dua pekerja tambang ditemukan tewas mengenaskan dengan luka akibat kekerasan di Jalan Poros Kampung Bingki. Beberapa penambang lain berusaha menyelamatkan diri ke Dekai, namun upaya mereka terhalang oleh cuaca buruk.

Keesokan harinya pada pukul 08.00 WIT, TPNPB melancarkan serangan di Camp Kali Kulum hingga membuat panik para pendulang emas. Para penyerang yang menggunakan senjata panah dan api itu membunuh tiga orang lagi sehingga total korban jiwa menjadi lima orang. Menurut Kepala Operasi Damai Cartenz Brigjen Pol. Faizal Ramadhani, pihaknya mendapat laporan tambahan tiga korban dari lokasi kejadian.

“Kami mendapat informasi bahwa ada tiga jenazah lagi yang menjadi korban dari kelompok kriminal bersenjata ini,” kata Faizal, Rabu (24/9/2025). “Namun hingga kini tim belum bisa mencapai TKP karena sempat terjadi kontak tembak.” Informasi sementara menyebutkan ada lima korban jiwa. Tetapi kepastian data baru bisa dipublikasikan setelah evakuasi berhasil dilakukan.

Evakuasi terpaksa ditunda karena hujan deras di Yahukimo. Akibat hujan, arus sungai menjadi deras sehingga tim evakuasi tidak bisa menuju lokasi peristiwa. Upaya evakuasi yang direncanakan juga harus tertunda akibat hujan deras yang mengguyur Yahukimo. Arus sungai yang semakin deras membuat tim tak bisa menyeberang ke lokasi kejadian.