
Kritik terhadap Agenda Hijau dan Energi Terbarukan
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dalam pidatinya pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, menyampaikan kritik tajam terhadap agenda hijau yang saat ini sedang digaungkan. Ia menilai bahwa isu-isu seperti energi terbarukan dan krisis iklim tidak memiliki dasar yang kuat dan justru berpotensi merugikan negara-negara yang mengadopsinya.
Trump menyatakan bahwa sektor energi di AS saat ini sedang mengalami pertumbuhan pesat. Menurutnya, hal ini tercapai dengan mengurangi regulasi dan memfokuskan penggunaan energi konvensional. Ia menilai bahwa energi terbarukan, seperti tenaga angin dan surya, tidak efektif dan terlalu mahal untuk diterapkan secara luas.
"Energi terbarukan adalah lelucon. Tidak berfungsi dengan baik dan terlalu mahal. Mereka tidak cukup kuat untuk menggerakkan pabrik-pabrik yang dibutuhkan agar negara menjadi besar," ujarnya. Ia juga menyebut bahwa pengoperasian turbin angin, salah satu contoh pembangkit listrik energi terbarukan, sangat sulit dan mahal dalam pemeliharaannya. Bagian-bagian mesin tersebut mudah berkarat dan rusak, sehingga mengurangi efisiensinya.
Menurut Trump, energi seharusnya bisa menghasilkan keuntungan, bukan justru menimbulkan kerugian. Ia menegaskan bahwa tanpa bantuan subsidi besar-besaran dari pemerintah, energi terbarukan tidak akan bisa dijalankan secara mandiri. "Dengan energi ini, Anda justru merugi. Pemerintah harus memberi subsidi besar-besaran agar energi itu bisa berjalan," katanya.
Trump juga menyoroti contoh negara yang dianggap terjebak dalam agenda hijau, yaitu Jerman. Ia menyatakan bahwa Jerman telah hampir bangkrut akibat fokus berlebihan pada energi terbarukan. Namun, pemerintahan baru yang dipimpin oleh Kanselir Friedreich Merz kini kembali memilih jalur lama dengan menggunakan energi fosil dan nuklir.
"Saya mengapresiasi langkah Jerman dalam kebijakan ini. Mereka mengakui bahwa agenda hijau ini merupakan bencana karena mereka mencoba sepenuhnya beralih ke energi terbarukan," kata Trump.
Selain itu, ia juga menyangkal adanya perubahan iklim yang signifikan. Menurutnya, tidak ada bukti nyata tentang pemanasan atau pendinginan global. Ia menilai bahwa prediksi-prediksi terkait perubahan iklim sering kali dibuat oleh pihak-pihak tertentu dengan niat buruk dan sering kali keliru.
"Prediksi-prediksi ini dibuat oleh orang-orang bodoh yang membuat negara-negara kehilangan banyak kekayaan dan tidak memberi kesempatan untuk berkembang. Jika Anda tidak menjauh dari penipuan energi hijau ini, negara Anda akan gagal," ujarnya.
Penilaian Terhadap Agenda Hijau
Agenda hijau yang saat ini menjadi fokus utama banyak negara di dunia dinilai oleh Trump sebagai langkah yang tidak realistis dan tidak berdampak positif. Ia menilai bahwa fokus pada energi terbarukan justru mengorbankan stabilitas ekonomi dan ketahanan energi suatu negara.
Ia juga menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan yang terlalu berlebihan dalam bidang lingkungan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, penggunaan energi fosil dan nuklir tetap menjadi pilihan terbaik untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan energi dan keberlanjutan ekonomi.
Trump menekankan bahwa setiap negara perlu mengambil keputusan berdasarkan kebutuhan lokal dan kondisi ekonomi masing-masing. Ia menilai bahwa tidak semua negara memiliki sumber daya alam yang sama, sehingga pendekatan yang sama dalam menghadapi isu lingkungan tidak selalu cocok.
Dalam pidatinya, Trump juga menyinggung pentingnya kebebasan berusaha dan pengurangan regulasi yang berlebihan. Ia menilai bahwa regulasi yang terlalu ketat justru menghambat inovasi dan pertumbuhan ekonomi. Dengan mengurangi regulasi, negara dapat lebih fokus pada pengembangan sumber daya alam yang tersedia.
Pernyataan Trump ini menunjukkan bahwa ia masih mempertahankan pandangan bahwa ekonomi dan keberlanjutan lingkungan tidak selalu sejalan. Ia menilai bahwa kebijakan yang terlalu berorientasi pada lingkungan justru merugikan rakyat dan bisnis di dalam negeri.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!