
Bank Sampah Alfaidzin, Solusi Kreatif Mengubah Sampah Menjadi Emas
Di tengah tumpukan sampah yang sering dianggap sebagai limbah tak berguna, Bank Sampah Alfaidzin di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menunjukkan bahwa sesuatu yang tidak bernilai bisa menjadi sumber keuntungan. Berdiri sejak tahun 2013, bank sampah ini telah menjadi model inovasi dalam mengelola sampah dengan cara yang berkelanjutan dan menguntungkan.
Bank Sampah Alfaidzin terletak di Jalan Pattimura, Kelurahan Puuwatu, Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari. Lokasi ini berjarak sekitar enam kilometer dari Kantor Balai Kota Kendari, sehingga mudah diakses menggunakan kendaraan pribadi maupun motor. Dengan waktu tempuh sekitar 13 menit, lokasi ini menjadi titik kumpul bagi masyarakat yang ingin mengubah sampah menjadi nilai ekonomi.
Ketua Bank Sampah Alfaidzin, Hj Yummi, menjelaskan bahwa saat ini terdapat sekitar 100 warga yang rutin menukarkan sampah mereka. Namun hanya 70 orang yang tercatat sebagai nasabah aktif. Dari jumlah tersebut, 60 orang memilih tabungan emas, sedangkan 10 orang lainnya memilih uang tunai. Tabungan emas tertinggi yang pernah dicapai oleh nasabah mencapai sembilan gram.
Beberapa jenis sampah yang bisa dikonversi menjadi emas atau uang antara lain plastik, kaleng, kardus, kertas, dan koran. Harganya bervariasi, mulai dari Rp1.000 hingga Rp5.000 per kilogram, tergantung jenis dan kondisi sampah. Dalam sebulan, Bank Sampah Alfaidzin mampu mengumpulkan sampah hingga satu ton.
Untuk membuka rekening tabungan emas, nasabah harus memiliki saldo minimal Rp50 ribu dari hasil konversi sampah. Hal ini memberikan peluang bagi masyarakat untuk menyimpan nilai ekonomi jangka panjang tanpa harus menunggu lama.
Awal Mula Berdirinya Bank Sampah Alfaidzin
Hj Yummi, yang bekerja sebagai tenaga pendidik di salah satu sekolah menengah pertama di Kota Kendari, awalnya terinspirasi dari pelatihan pengolahan sampah. Ia melihat banyaknya sampah yang berserakan di sekitar lingkungan sekolah dan melihat peluang untuk mengubahnya menjadi sesuatu yang bernilai.
Pada awalnya, ia dan rekan-rekannya mengelola sampah dengan cara mendaur ulang, seperti membuat kerajinan tangan dari barang bekas. Setelah beberapa waktu, ide untuk mendirikan Bank Sampah Alfaidzin muncul. Proses pembentukannya relatif mudah, yaitu dengan membentuk kepengurusan dan mengurus surat keputusan (SK) dari kelurahan, kecamatan, serta DLHK Kota Kendari.
Peran Bank Sampah dalam Pengelolaan Lingkungan
Menurut Hj Yummi, kegiatan mengelola bank sampah kini bukan lagi sekadar pekerjaan sampingan. Selain memberikan pendapatan, kegiatan ini juga berkontribusi dalam mengurangi timbunan sampah di wilayah setempat. Ia berharap masyarakat dapat lebih menghargai sampah dengan cara memilah dan membawanya ke bank sampah.
Ia menekankan bahwa sampah tidak selalu menjadi limbah. Jika dikelola dengan baik, sampah bisa memiliki nilai ekonomi. "Bank sampah tidak hanya memberi rupiah tapi juga berupa emas," katanya.
Kerja Sama dengan PT Pegadaian
PT Pegadaian memiliki program bernama The Gade Clean and Gold, yang bertujuan mengelola sampah dengan mengubahnya menjadi tabungan emas. Untuk bermitra dengan Pegadaian, bank sampah perlu melakukan beberapa langkah. Pertama, mencari kantor Pegadaian terdekat dari lokasi bank sampah untuk mengajukan kerja sama. Langkah kedua adalah menyiapkan dokumen seperti salinan SK bank sampah dan salinan KTP pengurus. Berkas tersebut akan diserahkan ke Pegadaian dan kemudian diverifikasi oleh kantor wilayah.
Sebagai bentuk dukungan, setiap bank sampah binaan Pegadaian akan diberikan fasilitas motor viar untuk membantu penjemputan sampah. Ini merupakan langkah penting dalam mempercepat proses pengumpulan dan pengelolaan sampah secara efisien.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!