
Pemkab Situbondo Perhatikan Kerusakan Sekolah Dasar Negeri
Kerusakan yang terjadi pada dua Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo, mendapat perhatian serius dari Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo. Ia mengunjungi SDN 2 Bugeman dan SDN 1 Balung pada Selasa (23/9/2025) untuk melihat langsung kondisi bangunan yang rusak.
Kepala SDN 2 Balung, Satrio, menjelaskan bahwa kerusakan bangunan dan atap sekolah sudah terjadi sejak tahun 2018. Namun hingga saat ini belum ada tindakan perbaikan dari pemerintah kabupaten maupun pusat. "Sempat ada perbaikan, namun setelah pandemi, tidak ada lagi," ujarnya.
Dari enam ruang kelas yang ada, lima di antaranya mengalami kerusakan parah. Meskipun demikian, siswa tetap belajar di dalam ruangan tersebut karena tidak ada alternatif lain. "Jumlah siswa seluruhnya ada 60 orang," tambah Satrio.
Satrio menyampaikan bahwa pihak sekolah sering kali mengajukan permohonan perbaikan, tetapi hingga kini belum ada tindakan nyata. Ia berharap agar sekolahnya segera diperbaiki karena kondisi tersebut sangat membahayakan anak didik. "Tadi malam gentengnya ada yang jatuh, untungnya tidak ada anak-anak di sekolah," katanya.
Upaya Swadaya dan Harapan Pihak Sekolah
Karena tidak ada bantuan dari pihak luar, pihak sekolah melakukan perbaikan secara swadaya. Satrio berharap kunjungan Bupati Situbondo dapat menjadi awal dari perbaikan yang lebih signifikan. "Kami berharap sekolah ini segera direhab atau diperbaiki," harapnya.
Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo, menuturkan bahwa banyak sekolah di wilayahnya yang mengalami kerusakan. Namun hanya SDN 2 Bugeman dan SDN 1 Balung yang viral. "Sebenarnya sekolah ini sudah dianggarkan di P-APBD tahun ini dan tinggal pelaksanaannya," ujarnya.
Mas Rio mengimbau pihak sekolah untuk lebih aktif dalam mengupdate data. Ia menegaskan bahwa data merupakan kunci utama dalam pengajuan anggaran. "Beberapa sekolah ada yang rusak, tetapi tidak dilaporkan karena khawatir mengurangi nilai akreditasi," jelasnya.
Anggaran dan Tantangan Keuangan
Ia juga akan meminta aspirasi ke DPRD agar anggaran perbaikan sekolah dialokasikan. "Orientasi kita ke sana, karena di Situbondo ada 364 sekolah yang kami ajukan ke pemerintah pusat atau Kemendikdas dengan kebutuhan anggaran mencapai Rp 64 miliar," ujarnya.
Mas Rio menjelaskan bahwa TKD Situbondo dan seluruh Indonesia mengalami pengurangan anggaran sebesar Rp 250 triliun dan dikembalikan sebesar Rp 43 triliun. Hal ini memengaruhi komponen pembiayaan sumber anggaran. "Untuk infrastruktur jalan dan sekolah nantinya menjadi kewenangan pusat," katanya.
Solusi yang diambil adalah dengan giat mengajukan inpres dan banpres. "Anggaran di Pemkab Situbondo tidak memadai, tetapi telah dijamin oleh pusat," tegasnya.
Pentingnya Data dan Komunikasi
Mas Rio menekankan pentingnya data dalam proses pengajuan anggaran. "Kami minta sekolah rajin membridfing operator sekolah untuk mengupdate data, karena itu termasuk kendalanya," pungkasnya.
Pemkab Situbondo berkomitmen untuk terus memperhatikan kondisi sekolah-sekolah yang rusak. Dengan kolaborasi antara pihak sekolah, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat, diharapkan segera ada solusi yang efektif untuk memperbaiki kondisi bangunan sekolah.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!