Wadirut PPN Akui Alasan SPBU Swasta Tidak Serap BBM Pertamina

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Alasan SPBU Swasta Tidak Mau Menggunakan BBM Base Fuel Pertamina

Wakil Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga (PPN), Achmad Muchtasyar, memberikan penjelasan mengenai alasan mengapa SPBU swasta enggan menyerap BBM base fuel yang dihasilkan oleh PT Pertamina (Persero). Salah satu faktor utama yang disebutkan adalah kandungan etanol dalam produk tersebut.

Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XII DPR RI bersama Kementerian ESDM mengenai pasokan BBM untuk SPBU di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/10), Muchtasyar menjelaskan bahwa isu yang disampaikan kepada rekan-rekan SPBU terkait konten dari BBM base fuel. Ia menyebutkan bahwa kandungan etanol menjadi salah satu perhatian utama.

"Isu yang disampaikan kepada rekan-rekan SPBU ini, adalah mengenai konten. Kontennya itu ada kandungan etanol," ujar Muchtasyar.

Menurutnya, kandungan etanol dalam BBM base fuel Pertamina sebenarnya masih dalam batas yang diperbolehkan. Pemerintah menetapkan batas maksimal etanol sebesar 20 persen. Sementara itu, base fuel milik Pertamina memiliki kandungan etanol sebesar 3,5 persen.

"Nah ini yang membuat kondisi teman-teman SPBU swasta untuk tidak melanjutkan pembelian karena ada konten etanol tersebut," jelasnya.

Meski demikian, Muchtasyar memastikan bahwa kandungan etanol sebesar 3,5 persen tersebut masih berada dalam ambang batas yang diperbolehkan. Ia juga menyampaikan bahwa kargo dari MT Sakura telah melakukan pemeriksaan laboratorium dan menemukan bahwa kandungan etanol dalam muatan tersebut mencapai 3,5 persen.

Terkait hal ini, SPBU swasta mengungkapkan keinginan untuk melakukan negosiasi pada kargo berikutnya. Muchtasyar menjelaskan bahwa masalah utama yang dihadapi SPBU swasta dalam pengadaan base fuel bukanlah kualitas, melainkan masalah konten.

"Kontennya ini aman bagi karakteristik spesifikasi produk masing-masing, karena beda merek beda spesifikasi," ujarnya.

Ia menegaskan bahwa seluruh SPBU swasta yang belum melakukan deal terkait pengadaan base fuel hanya terkendala masalah konten. Namun, mereka tetap bersedia untuk bernegosiasi jika pada kargo berikutnya terdapat perubahan atau penyesuaian terkait komposisi etanol.

Pernyataan ini menunjukkan bahwa masalah utama yang dihadapi saat ini bukanlah soal kualitas BBM, melainkan bagaimana menyesuaikan komposisi bahan bakar agar sesuai dengan spesifikasi masing-masing SPBU. Dengan adanya komunikasi yang lebih terbuka, diharapkan dapat mempercepat proses pengadaan dan distribusi BBM base fuel yang lebih efisien.