
Wall Street Menguat Meski Ada Ketidakpastian
Pada hari Senin (29/9/2025), pasar saham Amerika Serikat (AS) ditutup dengan kenaikan yang signifikan. Indeks utama seperti Nasdaq, S&P 500, dan Dow Jones Industrial Average mencatat peningkatan, meskipun ada berbagai tantangan yang menghadang. Investor lebih fokus pada potensi pertumbuhan dari sektor teknologi, sementara ketidakpastian terkait kemungkinan penutupan pemerintah AS dan pernyataan hawkish dari pejabat Federal Reserve diabaikan.
Indeks Dow Jones Industrial Average menutup perdagangan dengan kenaikan sebesar 68,78 poin atau 0,15% menjadi 46.316,07. Sementara itu, indeks S&P 500 naik 17,51 poin atau 0,26% ke posisi 6.661,21. Di sisi lain, indeks Nasdaq Composite melonjak 107,09 poin atau 0,48% hingga mencapai 22.591,15. Kenaikan ini didorong oleh sektor teknologi yang tampil dominan dalam pergerakan pasar.
Di antara 11 sektor utama pada indeks S&P 500, sembilan sektor berhasil mencatat kenaikan. Sektor energi menjadi satu-satunya yang turun, dengan penurunan sebesar 1,9% setelah harga minyak turun lebih dari 3%. Sebaliknya, sektor barang konsumsi diskresioner mengalami kenaikan terbesar, yaitu 0,6%. Namun, kenaikan poin terbesar berasal dari sektor teknologi, dipimpin oleh saham Nvidia yang melonjak 2% dan Microsoft yang naik 0,6%.
Fokus pada Pertumbuhan Teknologi dan Harapan Pelonggaran Suku Bunga
Kenaikan sektor teknologi terjadi karena investor memprediksi pertumbuhan dari kecerdasan buatan (AI) dan harapan bahwa The Fed akan terus menurunkan suku bunga. Meskipun ada kekhawatiran tentang inflasi yang masih tinggi dan ketidakstabilan pasar tenaga kerja, para investor tetap optimis terhadap prospek ekonomi jangka panjang.
Fokus utama Wall Street saat ini adalah kebuntuan antara Partai Republik dan Demokrat terkait pendanaan pemerintah. Kebuntuan ini meningkatkan risiko penutupan pemerintah mulai Rabu (1/10/2025), yang merupakan awal tahun fiskal baru. Meskipun begitu, hal ini tidak menjadi penghalang besar bagi pasar saham.
Lindsey Bell, kepala strategi di 248 Ventures, menyatakan bahwa investor lebih fokus pada hal-hal positif, seperti harapan pelonggaran suku bunga dan data ekonomi terbaru. Ia menilai bahwa meskipun penutupan pemerintah bisa menjadi risiko, dampaknya cenderung singkat dan tidak terlalu signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Perhatian pada Komentar Pejabat The Fed
Investor juga memperhatikan komentar dari pejabat The Fed untuk mencari tanda-tanda kekhawatiran atas potensi hilangnya visibilitas ekonomi jika penutupan pemerintah terjadi. Beth Hammack, presiden The Fed Cleveland, menyatakan bahwa bank sentral perlu mempertahankan kebijakan moneter yang ketat untuk mendinginkan inflasi. Sementara itu, Alberto Musalem, presiden The Fed St. Louis, menyatakan bahwa ia terbuka terhadap penurunan suku bunga lebih lanjut, tetapi harus hati-hati dalam menjaga suku bunga cukup tinggi.
Para pedagang memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed berikutnya sekitar 89%, menurut perangkat FedWatch CME Group.
Pergerakan Saham Tertentu yang Mencuri Perhatian
Beberapa saham mencatat kenaikan signifikan pada sesi ini. Electronic Arts melonjak 4,5% setelah perusahaan tersebut sepakat menjadi perusahaan tertutup dalam kesepakatan senilai $55 miliar. Ini memberi harapan akan prospek kesepakatan yang lebih luas.
Saham Lam Research naik 2% setelah Deutsche Bank menaikkan peringkat perusahaan pembuat peralatan chip tersebut dari "tahan" menjadi "beli". Sementara itu, saham AppLovin mencetak rekor tertinggi baru sebelum ditutup naik 6,3% di US$ 712,36. Morgan Stanley menaikkan target harga saham tersebut menjadi US$ 750 dari US$ 480.
Selain itu, saham perusahaan ganja yang terdaftar di AS juga melonjak setelah Presiden AS Donald Trump membagikan video yang mempromosikan manfaat kesehatan cannabidiol. Sam Canopy Growth melonjak 17% menjadi US$ 1,57, Cronos Group naik hampir 13% menjadi US$ 2,97, dan Tilray Brands melonjak 60,9% menjadi US$ 1,85.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!