Warga Bira Diduga Lakukan Penyalahgunaan Solar Subsidi, Transaksi 6 Ton Harian?

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Pemandangan yang Mengkhawatirkan di Pesisir Bira

Di pesisir Bira, cahaya matahari senja memantul di permukaan air laut yang tenang. Kapal-kapal kayu berjejer di pelabuhan sementara wisatawan sibuk mengambil foto. Namun, di balik keindahan alam tersebut, ada sesuatu yang tidak biasa terjadi. Tiga mobil pickup berhenti bergantian, jeriken-jeriken solar diturunkan dengan cepat. Bau bahan bakar menyengat, mencampuri aroma laut yang segar.

Bagi warga setempat, pemandangan ini bukan hal baru. Mereka sering melihat solar subsidi berpindah tangan dalam jumlah besar. Suara mesin kendaraan, gerakan jeriken, dan tatapan curiga dari orang-orang sekitar menjadi bagian dari rutinitas harian yang kini terasa janggal.

Dugaan Penyelundupan Solar Subsidi

Di balik kejadian ini, nama 'M' sering disebut sebagai otak dari praktik yang diduga ilegal. 'M', seorang warga Dusun Tanetang, Desa Bira, Kecamatan Bontobahari, dikaitkan dengan aktivitas penyelundupan solar subsidi. Ini bukan pertama kalinya ia terlibat dalam kasus serupa. Setahun lalu, ia pernah dipenjara karena tindakan serupa. Setelah bebas, aktivitasnya justru kembali muncul, bahkan lebih terorganisir.

Menurut informasi yang diperoleh, 'M' memiliki tiga gudang penyimpanan solar. Salah satunya berada tidak jauh dari Pelabuhan Bira. Gudang itu diduga menjadi titik transit sebelum solar dibawa ke kapal pribadi dan dijual dengan harga lebih tinggi ke berbagai jenis kapal, seperti taksi laut, tugboat, hingga tanker.

Pola Operasi yang Terlihat Jelas

Seorang warga yang meminta identitasnya dirahasiakan menjelaskan pola operasi yang sering ia lihat. "Setiap hari ada tiga mobil pickup yang mengambil solar dari pengompreng. Satu mobil bisa membawa 60 jeriken, sekitar dua ton. Jika tiga mobil, maka sekitar enam ton solar subsidi per hari," ujarnya pada Senin, 22 September 2025.

Solar itu dibeli dengan harga sekitar Rp8.000 per liter. Dengan kapasitas enam ton per hari, nilai transaksi bisnis gelap ini bisa mencapai puluhan juta rupiah setiap kali berlangsung. Hal ini menunjukkan betapa besar skala operasi yang dilakukan.

Respons dari Aparat

Kabar tentang aktivitas mencurigakan di Bira sudah sampai ke telinga aparat. Kasatreskrim Polres Bulukumba, Iptu Muhammad Ali, menyatakan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti laporan masyarakat. "Kami akan melakukan proses penyelidikan untuk membuktikan apakah benar ada praktik pembelian dan penjualan solar yang tidak sesuai ketentuan, termasuk soal dugaan penampungan," katanya melalui pesan WhatsApp pada Senin.

Ia menambahkan bahwa Unit Tipiter Polres Bulukumba sudah melakukan pengecekan di lapangan, namun belum menemukan bukti nyata. "Begitu ada informasi, tim langsung turun. Kami tidak akan main-main jika ada pihak yang menampung solar untuk kepentingan di luar peruntukan," tegasnya.

Ketidakpuasan Warga

Meski begitu, warga merasa aparat bergerak lamban. Mereka merasa laporan dan suara yang disampaikan selama ini tidak membuahkan hasil. "Polres Bulukumba sebaiknya serius menangani ini, karena hampir tiap hari terlihat ada mobil jemput solar dan disimpan di gudang. Tapi kenapa tidak pernah ditindak? Ada apa sebenarnya?" ungkap seorang warga yang memilih tidak disebut namanya.

Di Bira, keindahan laut sering menutupi kenyataan pahit yang terjadi di balik layar. Dugaan penyelundupan solar subsidi bukan hanya soal kerugian negara, tetapi juga soal ketidakadilan: masyarakat kecil kesulitan mengakses BBM murah, sementara sebagian pihak diduga memanfaatkan celah untuk mengeruk untung besar.

Hingga kini, kasus ini masih sebatas dugaan dan janji penyelidikan. Warga menunggu, apakah aparat benar-benar akan menuntaskan persoalan ataukah praktik ini kembali menjadi rutinitas gelap yang dianggap biasa.