Apakah Gerhana 2026 Bisa Dilihat dari Indonesia? Ini Penjelasan BRIN

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Peristiwa Gerhana yang Akan Terjadi Tahun 2026

Tahun 2026 akan menjadi tahun yang menarik bagi para penggemar astronomi. Diperkirakan terjadi dua gerhana Bulan dan dua gerhana Matahari sepanjang tahun tersebut. Fenomena alam ini menarik perhatian banyak orang karena sifatnya yang langka dan unik.

Pada bulan September 2025, masyarakat Indonesia sempat menyaksikan gerhana Matahari sebagian. Namun, setelah itu tidak ada lagi fenomena gerhana hingga memasuki tahun 2026. Oleh karena itu, banyak orang mulai memperhatikan jadwal gerhana yang akan terjadi di tahun berikutnya.

Menurut informasi dari laman resmi NASA, gerhana-gerhana yang akan terjadi pada tahun 2026 antara lain:

  • Gerhana Matahari Cincin: Terjadi pada Selasa, 17 Februari 2026.
  • Gerhana Matahari Total: Berlangsung pada Rabu, 12 Agustus 2026.
  • Gerhana Bulan Total: Jatuh pada Jumat, 3 Maret 2026.
  • Gerhana Bulan Sebagian: Terjadi pada Kamis dan Jumat, 27–28 Agustus 2026.

Namun, apakah semua peristiwa ini bisa dilihat dari Indonesia? Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin menjelaskan bahwa hanya satu gerhana yang dapat diamati secara langsung dari Indonesia.

Fenomena tersebut adalah Gerhana Bulan Total yang akan terjadi pada tanggal 3 Maret 2026. Masyarakat Indonesia dapat mengamati peristiwa ini secara langsung tanpa memerlukan alat khusus.

"Yang bisa dilihat dari Indonesia adalah Gerhana Bulan Total pada 3 Maret 2026," ujar Thomas saat dihubungi.

Lebih lanjut, ia menjelaskan alasan mengapa tiga gerhana lainnya tidak bisa dilihat dari Indonesia. Untuk kedua gerhana Matahari pada tahun 2026, wilayah yang terkena bayang-bayangnya berada di dekat kutub. Misalnya, gerhana matahari pada 17 Februari 2026 terjadi di sekitar Antartika dan Afrika Selatan, sedangkan gerhana matahari pada 12 Agustus 2026 terjadi di sekitar Arktik, Amerika Utara, dan Eropa.

Selain itu, gerhana bulan sebagian pada 28 Agustus 2026 tidak bisa dilihat dari Indonesia karena terjadi pada siang hari. Hal ini membuat masyarakat tidak bisa mengamati fenomena tersebut secara langsung.

Meskipun sebagian besar gerhana tidak bisa disaksikan langsung, masyarakat Indonesia tetap bisa mengikuti peristiwa tersebut melalui layanan live streaming yang tersedia. Banyak lembaga dan situs web menyediakan tayangan langsung untuk membantu penggemar astronomi tetap terlibat dalam fenomena alam ini.

Bagaimana Gerhana Terjadi?

Gerhana Bulan terjadi ketika Matahari, Bumi, dan Bulan berada dalam garis lurus. Bayangan Bumi menghalangi cahaya Matahari yang menuju Bulan, sehingga Bulan tampak gelap. Jenis-jenis gerhana Bulan antara lain:

  • Total: Ketika Bulan sepenuhnya tertutup oleh bayangan inti (umbra).
  • Sebagian: Saat hanya sebagian Bulan masuk ke umbra.
  • Penumbra: Ketika Bulan melewati bayangan luar (penumbra), sehingga tampak redup.

Di sisi lain, gerhana Matahari terjadi ketika posisi Bulan berada di antara Bumi dan Matahari. Jenis-jenis gerhana Matahari meliputi:

  • Total: Saat Bulan sepenuhnya menutupi Matahari.
  • Sebagian: Ketika hanya sebagian piringan Matahari tertutup Bulan.
  • Cincin: Ketika Bulan tampak lebih kecil dari Matahari, sehingga menyisakan lingkaran cahaya menyerupai cincin.

Sebelumnya, pada bulan September 2025, terjadi dua gerhana yang bisa dilihat dari belahan Bumi yang berbeda. Pada Minggu, 7 September 2025 hingga Senin, 8 September 2025 dini hari, terjadi gerhana Bulan Total yang dikenal sebagai "Blood Moon". Fenomena ini bisa dilihat karena terjadi pada tengah malam.

Dua pekan kemudian, pada Minggu, 21 September 2025, terjadi gerhana Matahari sebagian yang bisa dilihat dari Selandia Baru, pesisir timur Australia, Oseania, dan Antartika. Peristiwa ini juga menarik perhatian banyak orang karena sifatnya yang langka.