Bolehkah Menghidupkan AC atau Musik Saat Mobil Listrik Sedang Diisi?

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Proses Pengisian Listrik pada Kendaraan Listrik: Bisa Dilakukan Saat Mobil dalam Kondisi Menyala?

Pengisian listrik pada kendaraan listrik (EV) masih membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan pengisian bahan bakar pada mobil konvensional. Meskipun proses ini dilakukan di stasiun pengisian listrik umum (SPKLU) atau menggunakan charger ultrafast, pengguna tetap harus menunggu hingga baterai terisi penuh.

Hal ini mengundang pertanyaan, apakah pengisian bisa dilakukan sambil mobil dalam kondisi menyala? Misalnya, apakah pengemudi dapat membiarkan AC atau sistem infotainment berjalan tanpa perlu mematikan mesin?

Menurut Iqbal Taufiqurrahman, Product Planning and Strategy dari GAC Aion Indonesia, proses pengisian bisa dilakukan bahkan saat mobil dalam keadaan menyala. “Pengecasan tetap bisa dilakukan walaupun mobil dalam kondisi ‘on’. Hal tersebut boleh saja dilakukan dan aman,” jelas Iqbal.

Ia menjelaskan bahwa arus baterai langsung masuk ke baterai high voltage saat proses pengecasan berlangsung. Sementara itu, perangkat seperti AC dan infotainment bekerja menggunakan baterai 12 volt atau low voltage. Dengan demikian, penggunaan perangkat tersebut tidak akan mengganggu proses pengisian.

“Bahkan mobil bisa dicharge langsung dalam kondisi on,” tambah Iqbal. Ia juga menyebutkan bahwa pengisian bisa dilakukan dengan charger AC maupun DC. Namun, ada konsekuensinya, yaitu waktu pengisian menjadi lebih lama jika mobil dalam kondisi menyala.

Perspektif dari Hyundai

Tidak jauh berbeda, Bonar Damarjati Pakpahan, Product Expert Assistant Manager dari PT Hyundai Motors Indonesia (HMI), juga menyetujui bahwa charging dalam kondisi mobil menyala aman dilakukan. “Melakukan charging dalam posisi on dengan AC dan infotainment menyala aman dilakukan pada produk Hyundai seperti Ioniq 5 ataupun Kona Electric,” jelas Bonar.

Namun, ia menekankan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Berbeda dengan Aion, pada unit Hyundai, mobil harus dimatikan terlebih dahulu sebelum melakukan charging. “Connect ke charger terlebih dulu, baru setelah proses charging berjalan, mobil diposisikan ke ‘on’ dan perangkat seperti AC ataupun infotainment dinyalakan,” tambahnya.

Bonar juga menjelaskan bahwa sistem charging EV modern telah dilengkapi dengan teknologi yang mampu memantau grounding, insulation, dan kebocoran arus secara konstan. Jika terjadi anomali, sistem akan segera mematikan proses charging untuk mencegah risiko lebih lanjut.

“Antara mobil dan charging station melakukan komunikasi dua arah secara terus menerus, termasuk mengatur seberapa banyak dan cepat daya yang dapat disalurkan ke mobil,” pungkasnya.

Kesimpulan

Meski terdapat sedikit perbedaan antara merek Aion dan Hyundai dalam persiapan chargingnya, secara umum proses pengisian listrik pada kendaraan listrik dalam kondisi mobil menyala tetap aman dilakukan. Namun, pengguna tetap perlu memperhatikan panduan dari masing-masing produsen agar proses charging berjalan lancar dan efisien.