
Tantangan Penggunaan Teknologi dalam Pendidikan
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi, mengusulkan agar tugas sekolah tidak lagi diberikan melalui gawai kepada siswa. Usulan ini menimbulkan berbagai pertanyaan seputar peran teknologi dalam dunia pendidikan. Menurutnya, pemberian tugas secara manual lebih efektif daripada melalui media digital.
Namun, perkembangan teknologi adalah hal yang tak terhindarkan. Setiap saat, kita dihadapkan pada inovasi baru yang semakin cepat. Contohnya, munculnya layanan ojek daring yang awalnya dianggap sebagai ancaman bagi pengemudi ojek pangkalan. Saat itu, banyak pengemudi ojek pangkalan merasa terancam dan bahkan melakukan tindakan keras terhadap pengemudi ojek daring.
Kini, kehidupan manusia telah sangat bergantung pada teknologi. Dari memesan makanan hingga menonton film, semua bisa dilakukan secara daring. Meskipun demikian, penggunaan teknologi juga memiliki sisi negatif. Misalnya, barang yang dipesan sering kali tidak sesuai harapan. Namun, ini adalah realitas yang biasa dalam era modern ini.
Menghadapi Perkembangan Teknologi dengan Bijak
Usulan Menteri PPPA ini dapat menciptakan “fobia” terhadap teknologi. Sepertinya teknologi dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan dan perlu dihindari. Padahal, seharusnya kita mengajak siswa dan orang tua untuk lebih bijak dalam menggunakan teknologi. Justru, penolakan ini bisa membuat kita malu di hadapan masyarakat internasional.
Sebenarnya, pihak sekolah dapat membuat sistem kebijakan pemakaian teknologi. Misalnya, larangan mengakses konten di luar materi pembelajaran atau jadwal pemberian tugas melalui gawai yang diatur oleh sekolah. Dengan demikian, siswa hanya akan menggunakan gawai untuk keperluan belajar.
Masalah utama adalah ketika anak-anak memanfaatkan gawai untuk bermain atau mengakses konten yang tidak pantas. Ini bisa dihindari dengan pengawasan yang tepat. Dengan begitu, kita bisa membedakan mana yang mengerjakan tugas dan mana yang tidak. Perubahan teknologi tidak harus dihindari, tetapi lebih baik digunakan dengan bijak.
Generasi saat ini, khususnya Gen Z, adalah para digital native yang akrab dengan dunia maya. Mereka lebih mahir dalam memanfaatkan teknologi. Oleh karena itu, tugas yang diberikan sebaiknya memberikan kesempatan mereka mengakses konten positif dari gawai. Ini lebih bijak daripada melarang penggunaannya sepenuhnya.
Contoh Negara Lain dalam Penggunaan Teknologi
Beberapa negara telah menerapkan pendekatan penggunaan teknologi dalam pendidikan. Di Italia, penggunaan gawai diperbolehkan bagi penyandang disabilitas demi kelangsungan pendidikan. Sementara di Swedia, meski sempat menerapkan pendidikan digital, kini kembali menggunakan buku teks cetak di ruang kelas. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah berupaya memfasilitasi siswa agar piawai dalam memanfaatkan informasi di dunia maya.
Di Indonesia, kondisi berbeda. Banyak siswa masih belum terbiasa dengan penggunaan teknologi dalam pendidikan. Mereka cenderung lebih suka menggunakan gawai daripada mendengarkan penjelasan guru. Kondisi ini menunjukkan perlunya penyesuaian dan edukasi lebih lanjut.
Langkah-Langkah untuk Masa Depan
Untuk memperbaiki situasi ini, beberapa langkah dapat diambil. Pertama, menjadwalkan pemberian tugas pada jam belajar siswa dan saat mereka berada di sekolah. Waktu-waktu tertentu ini akan membantu siswa mengonsumsi gawai secara teratur dan terkontrol.
Kedua, guru dapat memberikan hadiah bagi siswa yang mampu mengerjakan tugas melalui telepon seluler. Hadiah ini bisa berupa buku yang berisi pendalaman materi tugas. Hal ini dapat meningkatkan motivasi siswa untuk menggunakan teknologi secara produktif.
Ketiga, kita perlu lebih bijak dalam mengonsumsi teknologi. Sesuatu yang baru perlu dipelajari, termasuk kelebihan dan kekurangannya. Jika dimungkinkan, kita bisa menggali potensi diri melalui pemanfaatan teknologi. Lebih baik memanfaatkannya daripada menghindar atau menolak mentah-mentah. Dengan demikian, kita bisa lebih dewasa dalam beradaptasi dengan perkembangan jaman.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!