Guru ASN di Lampung yang Viral Hendak Cekik Murid Diperiksa Inspektorat

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Guru di Lampung Diperiksa Setelah Viral karena Ancam Cekik Siswa

Seorang guru yang viral di media sosial akibat tindakan tidak terpuji, kini tengah menjalani pemeriksaan oleh lembaga inspektorat setempat. Peristiwa ini berawal dari kejadian yang terjadi pada 28 Juli 2025 lalu, saat guru bernama Harmini mengunjungi SDN 9 Kedondong dan melakukan tindakan yang menimbulkan kegaduhan.

Harmini, yang merupakan pegawai ASN dan tenaga pengajar di SDN 5 Kedondong, Pesawaran, Lampung, diketahui marah-marah dan bahkan mengancam mencekik siswa sekolah yang ia kunjungi. Tindakan tersebut membuat heboh dunia maya dan memicu reaksi dari berbagai pihak, termasuk lembaga pendidikan dan pihak berwajib.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pesawaran, Anca Martha Utama, menyatakan bahwa pihaknya telah melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian. “Kami telah melaporkan kejadian intimidasi dan ancaman pencekikan murid kepada pihak kepolisian,” ujar Anca Martha Utama dalam pernyataannya.

Selain itu, guru tersebut juga sedang diperiksa oleh Inspektur Pembantu (Irban) III, Inspektorat Pesawaran. Menurut Sekretaris Inspektorat Pesawaran, Muhammad Aseva, pemeriksaan dilakukan setelah menerima pengaduan resmi dari sekolah maupun Disdikbud terkait tindakan Harmini.

“Tim inspektorat telah turun ke lapangan untuk meminta keterangan,” jelas Aseva. Hasil pemeriksaan akan menjadi dasar dalam menentukan sanksi yang akan diberikan kepada Harmini.

Menurut informasi yang diperoleh, selain potensi sanksi administratif, guru tersebut juga akan diarahkan untuk menjalani pemeriksaan kondisi kejiwaan. Namun, pihak inspektorat masih menunggu hasil pemeriksaan serta bukti dan dokumen tambahan sebelum menentukan tindakan lebih lanjut.

“Jika memang ada indikasi gangguan kejiwaan, hal tersebut akan kami pertimbangkan dalam rekomendasi kami. Kami akan menunggu hingga pemeriksaan selesai,” ujar Aseva.

Sampai berita ini dirilis, tim media belum berhasil mengonfirmasi pihak Harmini. Meski begitu, kasus ini menunjukkan pentingnya menjaga etika dan tanggung jawab sebagai pendidik, terutama dalam menghadapi situasi yang bisa memicu konflik atau kekerasan.

Proses Pemeriksaan dan Langkah yang Diambil

Pemeriksaan terhadap Harmini dilakukan secara bertahap. Pertama, pihak inspektorat memanggil guru tersebut untuk dimintai keterangan. Selanjutnya, mereka akan mengumpulkan bukti-bukti tambahan yang relevan dengan kejadian tersebut.

Proses ini tidak hanya bertujuan untuk mengetahui kesalahan yang dilakukan, tetapi juga untuk memastikan apakah ada faktor lain yang memengaruhi tindakan Harmini. Salah satu kemungkinan yang dipertimbangkan adalah kondisi kesehatan mental.

Jika ditemukan adanya gangguan kejiwaan, maka langkah yang diambil bisa berbeda dibandingkan jika tindakan tersebut murni disengaja. Hal ini menunjukkan bahwa proses pemeriksaan tidak hanya bersifat punitive, tetapi juga bersifat evaluatif dan mendidik.

Tanggung Jawab sebagai Pendidik

Peristiwa ini menjadi peringatan bagi para pendidik agar lebih bijak dalam menghadapi situasi yang memicu emosi. Seorang guru memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan lingkungan belajar yang sehat. Tindakan yang tidak sesuai dengan norma dan etika dapat merusak citra profesi serta memengaruhi psikologis peserta didik.

Selain itu, kejadian ini juga menggarisbawahi pentingnya pengawasan dan pengelolaan kinerja guru. Lembaga pendidikan dan pihak berwajib harus terus meningkatkan sistem monitoring agar kejadian serupa tidak terulang.

Dengan demikian, pemeriksaan terhadap Harmini bukan hanya sekadar tindakan hukum, tetapi juga bagian dari upaya memperbaiki sistem dan memastikan bahwa pendidikan tetap menjadi wadah yang aman dan bermakna bagi semua pihak.