Ko-Creasi Manusia-AI dalam Ruang Pemasaran: Revolusi Kreatif atau Risiko Autentisitas?

Oleh Joseph Opoku MENSAH

AI Generatif tidak lagi dianggap sebagai ide masa depan, tetapi sebagai aspek saat ini yang sedang mengubah bidang pemasaran di Ghana dengan memengaruhi proses kreatifnya. Alat AI seperti ChatGPT, Midjourney, dan DALL·E adalah perubahan besar yang mengubah cara kampanye dapat dibayangkan, dirancang, dan disampaikan.

Pada suatu titik, AI dalam pemasaran terbatas pada otomatisasi aktivitas yang berulang, termasuk mengatur pesan atau menganalisis data konsumen. Sekarang, AI secara langsung bekerja sama dengan pemasar manusianya, menulis naskah, menghasilkan visual, bahkan merancang skema narasi.

Perkembangan seperti ini memiliki banyak harapan. AI membawa harapan akan efisiensi, efektivitas biaya, dan berbagai tingkat skala kreatif. Standar desain dan penulisan yang tinggi sekarang tersedia bagi perusahaan kecil dan menengah dengan harga yang tidak lagi dipengaruhi oleh biaya retainer kepada sebuah agensi.

Merek yang sudah mapan dapat melakukan pendekatan yang lebih personal terhadap kampanye, menjalankan variasi yang sering untuk memeriksa kreativitas, dan menyesuaikan pesan secara real-time. Akibat dari desentralisasi kreativitas ini, perusahaan kecil maupun besar mungkin dapat bersaing untuk mendapatkan perhatian pelanggan.

Namun, keuntungan tersebut dikaitkan dengan peringatan dalam lingkungan pemasaran Ghana. Relevansi budaya, titik sentuh emosional, dan autentisitas penting bagi konsumen kami.

Bukan sekadar merek rumah tangga yang melepaskan kampanye nasional atau produk baru yang masuk ke pasar, tetapi sering kali, mengakses realitas sehari-hari, humor, dan sindiran sosial tentang apa artinya tinggal di Ghana adalah kunci keberhasilan.

Faktor ini juga berkontribusi dalam membangun kepercayaan konsumen. Studi menunjukkan bahwa konsumen cenderung memiliki pendapat yang berbeda tentang konten yang dihasilkan oleh AI, karena mereka cenderung merasa kurang autentik ketika mereka mengetahui asal usul konten tersebut berasal dari AI.

Persepsi ini dapat mengurangi partisipasi di Ghana karena kesetiaan terhadap merek tidak dibentuk hanya berdasarkan kualitas yang dirasakan, tetapi juga pada hubungan pribadi. Terlalu fokus pada AI dapat menghasilkan pengalaman yang terlihat rapi secara visual, tetapi pada dasarnya dangkal dan kehilangan fondasi budaya yang dicintai oleh konsumen.

Tetapi bisa ada titik tengah antara karya sama manusia dan AI. AI membuat efisiensi dan autentisitas mungkin dalam kampanye mereka ketika mereka menggabungkan kesadaran budaya, kemampuan bercerita, dan intuisi kreatif mereka untuk menceritakan kisah yang autentik dengan cara tercepat mungkin.

Volume ide dapat diciptakan menggunakan AI; individu kemudian dapat menyempurnakan ide-ide tersebut, karena mereka menambahkan idiom lokal dari sebuah bahasa, referensi terhadap budaya setempat, permintaan deskriptif, dan nada emosional. Hasilnya adalah karya yang efektif yang mencapai audiensnya pada tingkat emosional tetapi tidak kehilangan manfaat otomatisasi.

Solusi ini tidak sulit dipahami: pemasar Ghana perlu menetapkan kombinasi yang tepat. Peran AI juga harus jelas didefinisikan oleh merek; seharusnya bukan dianggap sebagai pengganti kreativitas manusia, tetapi sebagai tambahan. Kampanye yang membangun kepercayaan dapat menunjukkan bahwa AI seharusnya memperkuat pengetahuan manusia, bukan menggantinya.

AI tidak akan menghilangkan kemampuan kreatif Ghana, namun akan mereformasinya. Industri kami menantang kita untuk mempertahankan inti dari cerita kita sambil memanfaatkan kekuatan AI. Orang-orang yang menemukan keseimbangan yang tepat akan mampu meningkatkan standar yang akan menjadi dasar pemasaran di Ghana di masa depan karena akan inovatif, efisien, dan tak diragukan lagi autentik.

JOSEPH adalahProfesional pemasaran dan komunikasi dengan keahlian dalam pemasaran digital, perilaku konsumen, dan penggunaan AI untuk keterlibatan merek. Penelitian saya berfokus pada adopsi AI dalam pemasaran, hubungan pelanggan yang didorong chatbot, dan transformasi digital. Sebagai Dosen Tamu di UniMAC dan Asisten Peneliti di Universitas Ghana, saya menggabungkan wawasan akademis dengan tren industri untuk mengoptimalkan strategi pemasaran.