
Kehidupan di Kampung Jagorawi dengan Panel Surya
Di kampung kecil yang terletak di RT 001 RW 03 Kebon Pala, Makasar, Jakarta Timur, suasana sore hari sering diisi oleh suara percakapan warga dan tawa anak-anak yang bermain di gang sempit. Di tengah kehidupan sehari-hari ini, atap aula RT 001 menyimpan keberanian baru bagi masyarakat setempat. Tepat di atasnya, terpampang panel surya yang menjadi sumber energi alternatif untuk berbagai kegiatan komunitas.
Panel surya ini bukan hanya simbol dari penggunaan energi terbarukan, tetapi juga alat praktis yang mendukung aktivitas warga. Mulai dari penerangan saat pengajian hingga sistem suara untuk acara RT dan RW, semua bisa didukung oleh energi yang dihasilkan panel tersebut.
Proyek ini diinisiasi oleh Institute for Essential Services Reform (IESR) bekerja sama dengan sebuah perusahaan melalui LSM Fakta pada Maret 2021. Selain memberikan manfaat langsung, proyek ini juga bertujuan untuk melatih remaja lokal dalam memahami teknis energi terbarukan.
Manfaat Panel Surya bagi Warga
Pendi (43), salah satu warga Kampung Surya, menjelaskan bagaimana panel surya sangat membantu dalam berbagai kegiatan warga. Menurutnya, panel surya ini tidak digunakan untuk perumahan, tetapi hanya untuk aula. Saat aula digunakan untuk kegiatan seperti pengajian atau acara RT dan RW, panel surya menjadi penopang utama.
Joko (49), warga lainnya, menambahkan bahwa energi yang dihasilkan panel surya membantu mengurangi ketergantungan pada listrik PLN. Terutama saat aula digunakan untuk pengajian, perpustakaan, atau acara komunitas, panel surya memberikan efisiensi dalam penggunaan energi.
“Kami merasa lebih hemat karena tidak harus membayar tagihan listrik yang cukup besar,” ujarnya. Joko juga menjelaskan bahwa panel surya mampu menyediakan daya untuk lampu, sound system, dan penerangan aula secara mandiri. Jika ada kelebihan energi, sistem dapat mengirimkannya kembali ke PLN. Namun, daya tersebut tidak bisa dialirkan ke rumah warga.
Detail Teknis dan Kapasitas Panel Surya
Menurut Joko, kapasitas panel surya mencapai sekitar 2.000 hingga 2.200 watt. Energi ini cukup untuk menyalakan berbagai peralatan di aula. Selain itu, panel surya juga berfungsi sebagai penerangan jalan di depan gang hingga gapura. Namun, penggunaan energi tersebut belum bisa dimanfaatkan secara pribadi oleh warga.
Pendi menyebutkan bahwa jika panel surya dapat digunakan untuk rumah warga, kemungkinan dapat menyinari sekitar 4-5 rumah. “Kalau ini digunakan untuk rumah, saya rasa kuat untuk lima rumah,” katanya. Ia juga mengatakan bahwa pemasangan panel surya sepenuhnya gratis, tanpa biaya apapun.
Namun, biaya pemasangan panel surya sendiri di rumah warga tergolong tinggi. Menurut Pendi, harga satu panel surya bisa mencapai Rp 30 juta, dan fasilitas pendukungnya juga tidak banyak. Hal ini membuat sebagian warga kesulitan untuk memasang panel surya sendiri.
Tantangan dan Harapan Warga
Meskipun panel surya memberikan manfaat, saat ini kondisinya tidak berjalan optimal. Warga mengaku sudah mencoba berkomunikasi dengan pihak terkait untuk memperbaiki kondisi panel. Meski ada kendala, mereka tetap berharap panel surya dapat diperbaiki dan dimanfaatkan kembali.
Warga juga berharap agar penggunaan panel surya dapat diperluas. Dengan demikian, lebih banyak aktivitas komunitas dan fasilitas publik dapat didukung oleh energi terbarukan. Mereka berharap keberadaan panel surya dapat menjadi contoh nyata tentang pentingnya penggunaan energi ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!