Perkembangan Film Butuh Dukungan Keuangan, AMAR Tunjukkan Komitmen di JAFF Market 2025

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Amar Bank Melihat Potensi Besar di Sektor Ekonomi Kreatif

PT Bank Amar Indonesia Tbk. (Amar Bank) kini mulai menunjukkan perhatian yang lebih besar terhadap industri kreatif, khususnya perfilman nasional. Industri ini dinilai memiliki pertumbuhan yang pesat dalam satu tahun terakhir, dan posisi film dalam sistem ekonomi kreatif semakin strategis. Oleh karena itu, diperlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk solusi keuangan digital yang semakin relevan.

Salah satu bentuk komitmen Amar Bank adalah melalui keterlibatan aktif sebagai mitra utama JAFF Market 2025, sebuah forum utama bagi industri film Indonesia. Dalam acara ini, Amar Bank memperkenalkan inovasi keuangan digital yang lebih dekat dengan ekosistem kreatif, terutama di sektor perfilman. Tujuannya adalah untuk membuka peluang lebih luas bagi pertumbuhan inklusi keuangan di sektor ekonomi kreatif.

Pertumbuhan Industri Film

Selama Januari hingga Juli 2025, tujuh dari sepuluh film terlaris di bioskop Indonesia adalah produksi lokal. Hal ini mencerminkan dominasi karya anak bangsa dan meningkatnya minat terhadap konten lokal. Di sisi lain, sektor ekonomi kreatif menyumbang lebih dari Rp 1.500 triliun terhadap PDB nasional pada 2024 dan ditargetkan meningkat hingga 8 persen dalam lima tahun ke depan.

Pertumbuhan industri film juga terlihat dari ekspansi pasar. Misalnya, film Jumbo dan Agak Laen berhasil menembus pasar internasional. Selain itu, kontribusi platform OTT memperpanjang siklus komersial film. Indonesia menjadi pasar terbesar di Asia Tenggara untuk streaming anime dan VOD, dengan pendapatan USD 552 juta.

Kolaborasi Lintas Sektor

Kolaborasi lintas sektor semakin kuat. Contohnya, aktivasi IP lokal seperti film Jumbo di kereta api memperluas jangkauan pasar dan memperkuat koneksi antar industri. Mira Lesmana, produser dan pemilik rumah produksi Miles Film, menekankan pentingnya pemahaman menyeluruh dari cerita hingga pemasaran agar produksi berjalan dalam ekosistem yang sehat.

"Selain menciptakan suasana produksi kondusif, sineas harus peka terhadap pasar, menyesuaikan skala produksi, dan mengkomunikasikan potensi film secara realistis kepada investor," ujarnya.

Menurut Mira, keberlanjutan karya juga membutuhkan perencanaan matang, terutama aspek finansial. "Riset pasar dan kemitraan sejak awal adalah landasan penting agar produksi tidak menemui tantangan besar. Setiap proyek harus disesuaikan dengan kapasitas, mengenali target penonton, dan mengelola risiko dengan bijak," tambahnya.

Ia juga mendorong eksplorasi genre dan narasi segar agar film Indonesia semakin relevan dan kompetitif di pasar luas. Film 'Rangga dan Cinta' karyanya baru-baru ini mendapat perhatian positif dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yang mendukung kolaborasi dalam promosi dan pemasaran kreatif sebagai bagian dari upaya memperkuat ekosistem perfilman nasional.

Peran Amar Bank dalam Mendukung Produksi Film

Untuk memaksimalkan potensi tersebut, ekosistem produksi perlu didukung oleh kemampuan pengelolaan keuangan yang mumpuni, terutama sejak tahap pra-produksi yang melibatkan banyak sektor pendukung. Senior Vice President MSME Amar Bank, Josua Sloane menegaskan bahwa karakter industri film yang unik menuntut perencanaan anggaran, pengelolaan keuangan, dan strategi distribusi yang matang agar proses produksi berjalan lancar dan berkelanjutan.

"Disiplin pengelolaan keuangan dan pembiayaan fleksibel adalah kunci keberlangsungan produksi. Sineas pun dapat membangun portofolio finansial sehat agar lebih siap bermitra dengan investor dan lembaga pembiayaan," kata Josua dalam keterangan Amar Bank.

Amar Bank berupaya memberikan solusi finansial yang memanfaatkan teknologi digital. Nantinya, sineas dapat memantau dan mengelola keuangan secara digital serta mengakses pembiayaan fleksibel. "Hal ini menciptakan ekosistem yang lebih transparan, efisien, dan tepercaya," tambah Josua.

Masa Depan Industri Film Indonesia

Inisiatif ini bukan hanya bagian dari misi besar Amar Bank dalam mendukung ekonomi kreatif Indonesia, tetapi juga mencerminkan kepemimpinan Amar Bank dalam inovasi digital. Amar Bank menunjukkan bagaimana layanan keuangan dapat bertransformasi untuk menjawab kebutuhan sektor ini.

Dengan kombinasi kreativitas, pemahaman pasar, dan manajemen keuangan adaptif, industri film Indonesia kini punya peluang besar untuk terus berkembang. Keberanian berinovasi dari sineas dan dukungan lembaga seperti Amar Bank menjadi fondasi untuk menjadikan perfilman sebagai sektor bisnis yang kuat, inklusif, berkelanjutan, dan kompetitif di kancah global.