
Strategi Produksi Minyak Goreng dan Biodiesel yang Dicanangkan oleh Agrinas Palma Nusantara
Direktur Utama PT Agrinas Palma Nusantara (Persero), Agus Sutomo, mengungkapkan rencana perusahaan untuk memproduksi minyak goreng merek Minyakita pada tahun depan. Rencana ini diumumkan dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR melalui platform YouTube, Selasa, 23 September 2025.
Agus menjelaskan bahwa pihaknya telah menerima instruksi langsung dari Presiden Joko Widodo untuk bekerja sama dengan PalmCo, sebuah anak usaha holding perkebunan yang berada di bawah PT Perkebunan Nusantara (PTPN). PalmCo memiliki kilang atau refinery baru yang akan mendukung produksi minyak goreng.
Menurut Agus, Presiden berharap kolaborasi ini dapat membantu Agrinas Palma Nusantara mencapai porsi sebesar 30 persen dari produksi nasional minyak goreng. “Kami akan memprioritaskan suplai CPO ke PTPN agar target 30 persen Minyakita tercapai,” ujarnya.
Selain itu, Agus menegaskan bahwa perusahaan akan lebih dahulu menyuplai CPO kepada PTPN. Namun, jika produksinya melebihi kebutuhan, ia akan menawarkan vendor lain untuk membeli CPO tersebut.
Tidak hanya berencana memproduksi Minyakita, Agus juga mengungkapkan bahwa Agrinas Palma Nusantara akan mulai memproduksi biodiesel B100 pada tahun 2029 mendatang. Hal ini berarti CPO yang dihasilkan perusahaan akan diolah secara mandiri untuk digunakan dalam produksi Minyakita dan biodiesel B100. “Pada saatnya nanti, CPO tidak akan kami jual karena akan masuk ke program biodiesel,” kata Agus.
Luas Wilayah dan Produksi TBS yang Terus Berkembang
Sampai saat ini, Agrinas Palma Nusantara mengelola seluas 509 ribu hektare perkebunan sawit. Perusahaan tersebut memproduksi antara lima hingga delapan ribu ton tandan buah segar (TBS) per hari. Agus memperkirakan bahwa setelah bekerja sama dengan sejumlah mitra kerja, produksi TBS bisa meningkat menjadi 10 sampai 12 ribu ton per hari.
Sejak Maret 2025 hingga saat ini, produksi TBS perusahaan telah mencapai 3 juta ton. Artinya, setiap bulannya, Agrinas Palma Nusantara memproduksi sekitar 273 ribu ton TBS.
Proyeksi Produksi CPO dan Tingkat Rendemen
Agus juga memproyeksikan produksi Crude Palm Oil (CPO) sekitar 415 ribu ton pada akhir tahun. Angka ini dipengaruhi oleh tingkat rendemen yang berkisar 20 persen. Dengan peningkatan produksi TBS dan penggunaan teknologi yang lebih efisien, perusahaan berharap dapat terus meningkatkan kapasitas produksi CPO.
Dengan rencana produksi minyak goreng dan biodiesel yang terstruktur, Agrinas Palma Nusantara menunjukkan komitmennya untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri serta berkontribusi pada pengembangan energi alternatif.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!