
Peran Komunitas Ojol dalam Menjaga Kondusivitas Tulungagung
Kepolisian Kabupaten Tulungagung mengapresiasi sikap komunitas ojek online (ojol) yang berada di wilayah tersebut. Kapolres Tulungagung, AKBP Muhammad Taat Resdi, menyatakan bahwa keamanan dan ketertiban di kota ini tidak lepas dari peran aktif para pengemudi ojol. Mereka menunjukkan sikap dewasa dan bijaksana dalam menghadapi situasi yang mungkin bisa memicu keributan.
Pada saat demonstrasi besar-besaran terjadi di Jakarta akibat kematian Affan Kurniawan, komunitas ojol di Tulungagung memilih untuk melakukan aksi secara damai. Mereka beralih dari bentuk protes langsung menjadi doa bersama, salat gaib, dan tahlil sebagai wujud dukungan atas peristiwa yang terjadi.
Ketua Perkumpulan Ojek Online Tulungagung (Polta), Arif Maftuh, menjelaskan bahwa saat ini ada sekitar 10 komunitas ojol yang bergabung dalam Polta dengan total anggota sebanyak 600 orang. Ia mengatakan, jika seluruh anggota turun ke jalan, jumlah tersebut akan menjadi cukup besar bagi kota kecil seperti Tulungagung.
“Jika kami turun semua, 600 orang pasti akan menjadi perhatian besar,” ujar Arif saat ditemui pada Selasa (23/9/2025).
Awalnya, Polta memiliki rencana untuk melakukan aksi keprihatinan terkait kasus Affan. Namun, aksi tersebut kemudian dialihkan menjadi bentuk doa bersama. Aksi yang direncanakan digelar pada 1 September dibatalkan karena adanya penyusup yang masuk ke Tulungagung.
“Kami berkomunikasi dengan pihak kepolisian agar Tulungagung tetap aman. Kami juga tidak ingin aksi kami dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu,” kata Arif.
Seluruh anggota Polta patuh terhadap keputusan komunitas. Tidak ada anggota yang bertindak di luar koordinasi. Di setiap shelter ojol yang berada di bawah naungan Polta juga dilakukan pengawasan ketat agar tidak ada provokasi antar pengemudi.
Setiap anggota saling menjaga dan saling mengingatkan. Jika terjadi provokasi, mereka akan menanganinya sendiri tanpa sampai menimbulkan masalah.
Stabilitas Ekonomi dan Dampaknya pada Pengemudi Ojol
Keamanan dan kondusivitas yang terjaga di Tulungagung membantu menjaga roda ekonomi kota ini tetap berjalan normal. Hal ini berdampak positif pada para pengemudi ojol, karena jumlah pesanan tetap stabil dan tidak terganggu.
Meski demikian, Arif Maftuh tetap berharap adanya perhatian lebih dari pihak kepolisian terhadap komunitas ojol. Ia mengungkapkan bahwa beberapa waktu lalu, Samsat Tulungagung memberikan keringanan dan bantuan perpanjangan surat kendaraan bagi ojol. Selain itu, Satpas SIM Tulungagung juga membantu perpanjangan SIM ojol sebagai bagian dari kepatuhan berlalu lintas.
Namun, kini bantuan-bantuan tersebut sudah tidak lagi tersedia. Arif berharap pihak berwenang dapat kembali memberikan dukungan kepada para pengemudi ojol, terutama dalam hal administrasi dan regulasi yang berkaitan dengan operasional mereka.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!