1.200 Ton Beras Bulog Ditemukan Rusak Akibat Penyimpanan Terlalu Lama

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Temuan Beras Bulog di Ternate yang Tidak Layak Konsumsi

Komisi IV DPR RI melakukan inspeksi ke Gudang Perum Bulog Cabang Ternate, Maluku Utara, dan menemukan sebanyak 1200 ton beras Bulog yang tidak layak dikonsumsi. Penemuan ini dilakukan pada Selasa (23/9) lalu, dan berdasarkan video yang diunggah oleh DPR, beras tersebut sudah disimpan sejak Mei 2024.

Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto, menyampaikan bahwa kondisi beras tersebut sangat memprihatinkan. “Warnanya sudah abu-abu, saya tidak tahu akan disimpan sampai kapan disini dan tidak disalurkan. Memang (disini) ada (beras) yang sedang dikemas untuk SPHP, tapi saya rasa kalau SPHP dapat kualitas ini, saya rasa tidak layak,” ujarnya.

Menurut Titiek, beras Bulog dengan kualitas yang buruk sebaiknya tidak dijual atau digunakan dalam program bantuan pangan. Ia bahkan menyarankan agar beras tersebut bisa digunakan sebagai makanan ternak. “Mungkin (beras ini bisa) untuk makan ternak,” tambahnya.

Tanggapan dari Kepala Perum Bulog

Rizal Ramdhani, Kepala Perum Bulog, mengatakan bahwa perusahaan telah melakukan pengecekan langsung di lapangan. Ia menjelaskan bahwa penyimpanan beras memiliki dua sisi, yaitu positif dan negatif. “Ada (yang tidak layak), betul. Sekarang sedang diproses ulang supaya layak konsumsi,” ujar Rizal saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Senin (29/9).

Stok Beras yang Disimpan Lebih dari 12 Bulan

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum BULOG, Mokhamad Suyamto, menjelaskan bahwa saat ini BULOG menguasai stok beras sebanyak 3,9 juta ton. Dari jumlah tersebut, terdapat beras yang mendapatkan prioritas untuk segera dilakukan langkah reproses.

“Reproses adalah langkah yang dilakukan sebagai tindakan perbaikan beras agar kualitas terjaga, dapat disalurkan dan layak untuk dikonsumsi. Jumlahnya kurang dari 0,1% dari total stok yang kami kelola saat ini,” kata Suyamto dalam siaran pers yang dikutip Senin (29/9).

Suyamto menghargai perhatian dan masukan DPR terkait hasil Kunjungan Kerja Komisi IV DPR RI ke Gudang Salahuddin, Bulog Cabang Ternate. Namun, ia menegaskan bahwa beras yang ditemukan dalam kondisi kurang optimal di Gudang Bulog Ternate bukanlah beras baru atau hasil pengadaan tahun berjalan. Beras tersebut merupakan bagian dari stok lama yang telah disimpan cukup lama, dengan umur simpan lebih dari 12 bulan.

Faktor Geografis dan Distribusi

Dalam kondisi geografis seperti di Ternate, di mana distribusi pangan sangat bergantung pada faktor cuaca, akses logistik, dan fluktuatifnya permintaan masyarakat, terkadang distribusi tidak bisa dilakukan secepat yang direncanakan. Suyamto menjelaskan bahwa seluruh proses penyimpanan di gudang Bulog telah memiliki standar operasional prosedur (SOP) yang ketat, baik harian, mingguan, bulanan, dan triwulanan.

Beras yang tidak memenuhi standar kualitas SPHP tidak akan disalurkan dan akan diproses sesuai ketentuan yang berlaku. “Seperti halnya komoditas pangan lainnya, beras juga memiliki batas optimal masa simpan meskipun telah dikelola secara maksimal. Adanya sebagian kecil beras yang mengalami perubahan mutu tidak mencerminkan keseluruhan kualitas stok SPHP yang dimiliki Bulog,” ucapnya.