
Perjalanan Cinta yang Penuh Duka dan Kehidupan Bersama Mpok Alpa
Mpok Alpa, yang dikenal sebagai Nina Carolina, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga terutama suaminya, Aji Darmaji. Kepergiannya pada Jumat (15/8/2025) setelah melawan kanker menjadi momen yang sangat berat bagi mereka yang mengenalnya. Selama 16 tahun hidup bersama, Aji Darmaji mengenang perjalanan yang penuh tantangan dan kebahagiaan.
Dari awal pernikahan hingga masa-masa sulit, Aji Darmaji dan Mpok Alpa menjalani kehidupan dengan penuh ketabahan. Mereka mulai dari nol, bahkan tinggal di pom bensin. Saat itu, kehidupan mereka benar-benar dari bawah. Meski begitu, Mpok Alpa selalu menunjukkan ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi segala kondisi.
Aji Darmaji menyebut bahwa Mpok Alpa tidak pernah mengeluh meskipun uang yang diberikan hanya sedikit. Hal ini membuatnya merasa sangat beruntung bisa memiliki pasangan seperti Mpok Alpa. Menurutnya, wanita tersebut menerima apa pun yang diberikan tanpa pernah menolak atau mengeluh.
Selain itu, Aji juga mengungkapkan bagaimana Mpok Alpa bisa mengatur keuangan dengan baik. Ia mampu membeli lauk dengan uang Rp 50 ribu dan menyisihkannya untuk disimpan. Bahkan sebelum menjadi orang terkenal, ia sudah memiliki kebiasaan mengatur uang belanja dengan bijak.
Sejak menikah pada 2009, keduanya hidup dalam kebersamaan dan dikaruniai tiga anak. Mpok Alpa juga pernah menikah dua kali sebelum akhirnya menikah dengan Aji Darmaji. Pernikahannya yang pertama terjadi saat usianya masih 16 tahun lebih delapan bulan, namun hanya bertahan lima tahun dan dikaruniai satu anak perempuan.
Detik-Detik Terakhir Mpok Alpa
Kehidupan Mpok Alpa berubah drastis ketika ia mengucapkan kalimat syahadat sebelum mengembuskan napas terakhir. Suaminya, Aji Darmaji, menceritakan detik-detik terakhir sang istri. Menurutnya, Mpok Alpa sudah tidak bisa tidur rebahan dan harus duduk.
"Mpok Alpa bilang, 'Pah ini (selang oksigen) copotin ya, mama nggak kuat napasnya udah di sini (tenggorokan)'", kata Aji Darmaji. Malam itu, ia tidur di meja makan di rumah sakit. Bahkan, ia sempat meminta Aji Darmaji untuk tidur di sampingnya.
Aji Darmaji juga mengungkapkan perubahan fisik yang terjadi pada tubuh Mpok Alpa. Tubuhnya semakin dingin dari biasanya. "Udah dingin makin ke mari makin sini dinginnya," katanya. Setelah subuh, kaki Mpok Alpa mulai dingin dan ia tampak gelisah.
Akhirnya, Aji Darmaji memanggil perawat karena Mpok Alpa merasa sesak napas. Tidak lama kemudian, ia menghembuskan napas terakhir pada pukul 08.31 WIB. Dengan setia, Aji Darmaji mendampingi dan menuntun sang istri untuk mengucapkan kalimat syahadat.
Ia memeluk Mpok Alpa dan membisikkan "Laa ilaaha illallah" di telinganya. Setelah mengucapkan lafaz Allah, ibu empat anak itu pun mengembuskan napas terakhirnya di dalam pelukan sang suami.
Menurut Aji Darmaji, alat oksigen diganti oleh perawat dengan yang lebih besar. Ia juga menyebut bahwa Mpok Alpa mulai melepas alat oksigen sendiri. "Kita selimutin udah dibuangi sama dia. Peluk aja, 'ikutin ya cuma sampai Laa ilaaha illallah cuma sampai Allah' udah habis," ujarnya.
Perjalanan cinta dan kehidupan Aji Darmaji bersama Mpok Alpa menjadi bukti betapa kuatnya ikatan yang mereka bangun. Meski kini Mpok Alpa telah pergi, kenangan tentangnya akan selalu terkenang dalam hati keluarga dan orang-orang yang pernah mengenalnya.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!