
Pantun Dayak: Warisan Budaya yang Penuh Makna
Pantun bukan hanya sekadar kumpulan kata berima, tetapi juga menjadi bagian dari warisan budaya yang mengandung kearifan lokal. Bagi masyarakat Dayak, pantun sering digunakan sebagai alat komunikasi, sarana menyampaikan nasihat, hingga menciptakan suasana akrab dalam suatu pertemuan atau kehidupan sehari-hari. Selain itu, pantun Dayak juga menjadi cara untuk memperkenalkan kekayaan budaya yang patut dilestarikan.
Suku Dayak merupakan penduduk asli Kalimantan sejak zaman dahulu. Mereka terdiri dari berbagai macam budaya dan sub-suku. Secara umum, suku Dayak dibagi menjadi enam rumpun besar, yaitu Rumpun Punan, Rumpun Klemantan, Rumpun Apokayan, Rumpun Iban, Rumpun Murut, dan Rumpun Ot Danum. Persebaran mereka tidak hanya terbatas di wilayah Indonesia, tetapi juga sampai ke negara tetangga seperti Sabah dan Serawak di Malaysia.
Berikut ini adalah kumpulan pantun Dayak lengkap dengan artinya:
-
Ojau ke sungi seomuk komah
Mosik komah miyoh buah koko
Ojau-ojau mogao dik bagah
Jowi dik hant dik cantek bako.
Artinya: Jatuh ke sungai cuci muka, habis cuci muka ambil buah cokelat, jauh-jauh mencari yang bagus, wajah yang itu yang cantik rupa. -
Dawen sarai mangat iluntuuh
Sarai babasi hurung bamburep
Nasib melai si wadah uluh
Mangat kia si lebun arep.
Artinya: Daun sarai enak direbus, sarai yang basi dikerumuni, nasib tinggal di tempat orang, lebih nyaman di kampung sendiri. -
Ije due mamilah milih
Bua jagung sambil ihitung
Babua isut amun mamilih
Ela tapilah pusa huang karung.
Artinya: Satu dua memilah-milah, buah jagung sambil dihitung, berhati-hati kalau memilih, jangan terpilih kucing di dalam karung. -
Gule-gule kapucuk jambu
Ngayapn sulepe k tangah uma
Mule-mule diri batamu
Amelah supe batanya dama.
Artinya: Gerak-gerak pohon jambu, menganyam sulepe ke tengah huma, mula-mula kita bertemu, janganlah malu bertanya nama. -
Mandui hung sungei sambil hanangoi
Dimpah tatean payi ratipas
Are bapander awuh te apui
Sasuni te kun uluh amas.
Artinya: Mandi di sungai sambil renang, menyeberang titian kaki tergelincir, banyak bicara katanya itu api, diam itu kata orang emas. -
Humbang bapela tali basambung
Kambang malati hawi hiasan
Jadi ujan hanyar manggilau payung
Alamat jimus kasadingenan.
Artinya: Bambu patah tali bersambung, bunga melati buat hiasan, sudah hujan baru mencari payung, alamat basah kuyup kedinginan. -
Tempe behas mahangat usung
Behas inempe mahawi tepung
Ela kilau manuk hung kampung
Bahanteluh ije manau ji kampung.
Artinya: Tumbuk beras memakai lesung, beras ditumbuk menjadi tepung, jangan seperti ayam di kampung, bertelur satu ribut sekampung. -
Kain babisa cuba imarah
Dadai hung kandang andau jumahat
Bauja ela cuba tangadah
Supaya ela kana ibu kambuat.
Artinya: Kain basah coba diperas, jemur di pagar hari jumat, meludah jangan coba tengadah, supaya jangan kena muka sendiri. -
Pasang pasuran buah kakapar
Mamasang lukah si sungei barito
Jida katawan kisah jida katawan habar
Mudahan samandeah sehat selalu.
Artinya: Memasang jebakan ikan, dapat ikan kakapar, memasang jebakan ikan di sungai barito, tidak tahu kisah maka tidak tahu kabar, semoga semua sehat selalu. -
Pun uwei iyawi nyiru
Nyiru hati imbit kan tana
Kueh atei jida taharu
Awi tahi jida hasupa.
Artinya: Rotan dijalin menjadi suatu wadah, wadah yang besar dibawa ke sawah, mana hati sudah rindu, karena sudah lama tidak ketemu.
Dengan membaca dan memahami makna dari setiap pantun Dayak, kita bisa lebih memahami nilai-nilai kehidupan, kearifan lokal, serta kekayaan budaya yang dimiliki oleh suku Dayak. Pantun-pantun ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga menjadi cerminan dari kehidupan dan pikiran masyarakat Dayak yang kaya akan makna.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!