5 Tanda Anak Menginjak Masa Sulit Usia Dua

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Memahami Fase Terrible Two pada Anak

Anak usia dua tahun sering kali dianggap sebagai masa yang penuh tantangan. Dari mulai menolak kebiasaan sebelumnya hingga menunjukkan emosi yang tidak terduga, banyak orang tua merasa bingung dan kewalahan. Namun, tahukah Mama bahwa fase ini justru merupakan bagian penting dari perkembangan anak?

Fase terrible two adalah periode ketika anak mulai membangun identitas diri, belajar mengelola emosi, dan mencoba untuk mandiri. Meski terdengar menantang, dengan pemahaman yang tepat, Mama bisa menjadikan momen ini sebagai kesempatan untuk membentuk anak yang lebih tangguh dan percaya diri.

Berikut beberapa tanda awal anak Mama akan memasuki fase ini:

1. Sering Mengucapkan "Tidak"

Saat si Kecil mulai sering berkata "tidak" untuk hal-hal yang sebelumnya ia terima dengan mudah, seperti makan atau berpakaian, itu bukanlah tanda penolakan semata. Justru, ini menandakan bahwa anak sedang belajar untuk menegaskan kemampuan dirinya dalam membuat pilihan. Pada usia sekitar 18 hingga 30 bulan, anak mulai menguji batasan-batasan lingkungan sekitarnya dan menggunakan kata "tidak" sebagai cara untuk menunjukkan bahwa ia ingin memiliki kendali atas keputusan sendiri.

Meskipun belum sepenuhnya memahami alasan di balik pernyataannya, ini adalah proses alami dalam perkembangan anak. Untuk menghadapi situasi ini, Mama perlu bersabar dan memberikan alternatif pilihan agar anak tetap merasa dihargai tanpa harus melanggar aturan.

2. Tantrum atau Ledakan Emosi

Anak usia 1,5 hingga 3 tahun sering kali mengalami tantrum karena ketidaksesuaian antara keinginan dan kemampuan mereka. Ketika tidak bisa menyampaikan perasaan secara verbal, mereka cenderung meledakkan emosi dengan menangis, berteriak, atau bahkan memukul. Tantrum bukanlah tanda kegagalan, melainkan bukti bahwa anak sedang belajar mengelola emosi.

Peran Mama sangat penting di sini. Ia harus menjadi tempat aman bagi anak, membantu menamai emosinya, dan memberikan dukungan tanpa menghukum. Dengan pelukan dan pengertian, anak akan belajar cara menenangkan diri dan menyampaikan perasaannya secara lebih baik.

3. Perubahan Suasana Hati yang Cepat

Pada usia ini, anak masih belum mampu mengontrol emosinya secara sempurna. Mereka bisa berubah mood secara drastis dalam waktu singkat, seperti dari tertawa bahagia menjadi menangis atau marah tanpa alasan jelas. Ini terjadi karena anak sedang belajar mengenali perasaan mereka, tetapi belum memiliki kata-kata yang cukup untuk mengekspresikannya.

Mama perlu memahami bahwa perubahan suasana hati ini adalah bagian normal dari perkembangan emosional. Memberi ruang untuk menenangkan diri dan menamai perasaan anak dapat membantu mereka merasa diterima dan dipahami.

4. Perilaku Agresif

Anak pada fase ini sering kali menunjukkan perilaku agresif seperti memukul, menggigit, atau berteriak. Namun, ini bukan tanda anak nakal, melainkan akibat dari ketidakmampuan mereka dalam mengelola emosi dan frustrasi. Ketika merasa tidak puas atau tidak bisa mendapatkan apa yang diinginkannya, mereka cenderung bereaksi secara fisik.

Perilaku agresif ini juga bisa muncul saat anak sedang belajar tentang kepemilikan dan batasan. Di sini, Mama perlu memberikan bimbingan dengan sabar agar anak bisa belajar mengendalikan impuls dan mengungkapkan perasaan secara lebih baik.

5. Keinginan Kuat untuk Mandiri

Anak usia dua tahun mulai sadar akan identitas diri dan ingin melakukan segala sesuatunya sendiri. Mereka ingin makan, berpakaian, atau memilih mainan tanpa bantuan orang tua. Meski ini merupakan tanda perkembangan kemandirian yang alami, seringkali menyebabkan frustrasi karena ketidakcocokan antara keinginan dan kemampuan.

Mama perlu memberikan dukungan dan kesabaran agar anak bisa belajar mandiri dengan cara yang positif. Dengan bimbingan yang tepat, anak akan merasa aman dan dicintai meskipun sedang mencoba untuk berdiri sendiri.

Fase terrible two memang penuh tantangan, tetapi dengan pemahaman dan kesabaran, Mama bisa membantu si Kecil melewatinya dengan baik.