70% Konten Investasi di TikTok Menipu Pemula

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Penelitian Mengungkap Konten Investasi di TikTok yang Menyesatkan

Seiring dengan meningkatnya popularitas platform TikTok, banyak pengguna mencari informasi mengenai investasi dan peluang keuangan melalui konten di sana. Namun, sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa sebagian besar saran investasi yang beredar di TikTok tidak dapat dipercaya.

Penelitian tersebut dilakukan oleh DayTrader.com, situs yang menyediakan edukasi bagi investor individu. Hasil riset yang dirilis pada 25 September menemukan bahwa sekitar 70% dari konten finansial di TikTok cenderung menyesatkan. Penelitian ini dilakukan selama bulan September dan bertujuan untuk menganalisis video-video yang paling sering dilihat oleh investor ritel.

James Barra, editor riset dari DayTrader.com, menjelaskan bahwa tim mereka memfokuskan analisis pada video yang memiliki jumlah tayangan tinggi, menyertakan klaim finansial jelas, serta membahas topik investasi dan keuangan. Untuk memastikan objektivitas, peneliti meneliti akun-akun berbahasa Inggris yang menggunakan tagar populer seperti #StockTok, #FinTok, #FinanceTok, dan #CryptoTok.

Setiap video kemudian dinilai dengan skala A hingga F. Skor A diberikan untuk konten terbaik, sedangkan F menunjukkan kualitas terburuk. Hasilnya mengejutkan: sekitar 70% video yang diteliti mendapat nilai di bawah B. Artinya, konten-konten tersebut dianggap tidak akurat atau bahkan menyesatkan.

Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa banyak video tidak menyertakan peringatan risiko. Sebanyak 30% video mendapat skor F, sementara hanya 10% yang mendapatkan skor A. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar konten tidak memberikan informasi lengkap kepada pengguna.

Terkait penyederhanaan masalah, sebanyak 60% video mendapat skor D hingga F karena terlalu mempermudah isu-isu kompleks dalam dunia investasi. Sementara itu, 40% video mendapat skor C, 30% skor D, dan hanya 20% yang dianggap memiliki nilai edukasi.

Paul Holmes, penulis riset tersebut, menyatakan bahwa kebanyakan pembuat konten di TikTok lebih tertarik pada jumlah klik dan suka daripada memberikan informasi yang benar dan bermanfaat. Ia menyoroti bahwa banyak konten fokus pada saham teknologi dan saham meme, serta aset digital seperti kripto dan token meme yang kurang dikenal.

Menurut Holmes, para pembuat konten sering kali tidak memperhatikan akurasi dan keandalan informasi yang mereka bagikan. Ia menegaskan, jika para pembuat konten sendiri menerapkan saran yang mereka berikan, apakah mereka akan melakukan hal yang sama? Pertanyaan ini menjadi pertanyaan penting bagi para pengguna yang ingin mengambil pelajaran dari konten di TikTok.

Dengan demikian, meskipun TikTok bisa menjadi sumber informasi yang menarik, pengguna harus tetap waspada dan mencari sumber informasi yang lebih tepercaya sebelum mengambil keputusan investasi. Mereka perlu memahami bahwa tidak semua konten yang viral pasti benar atau aman.