
Perusahaan Manajemen Artis di Bawah Sorotan
Perusahaan manajemen artis yang menaungi aktor ternama Kim Soo-hyun dan aktris Seol In-ah, Gold Medalist, sedang menghadapi kritik tajam dari berbagai pihak dalam industri hiburan Korea. Kritik ini muncul terkait berbagai praktik keuangan yang dinilai tidak transparan serta pembayaran kepada para artis yang dianggap rendah.
Pemilik utama Gold Medalist adalah Asosiasi Investasi Barun No. 2, yang memiliki 100 persen saham perusahaan. Perusahaan ini dikelola oleh Lee Rove, kakak laki-laki Kim Soo-hyun. Struktur kepemilikan yang dikelola keluarga ini menimbulkan pertanyaan tentang kurangnya pengawasan eksternal dan transparansi keuangan.
Selain itu, ada kekhawatiran mengenai keterlibatan investor lain dan distribusi saham yang sebenarnya. Hal ini memicu spekulasi tentang potensi konflik kepentingan dalam pengelolaan perusahaan. Para ahli menilai bahwa sistem kepemilikan seperti ini rentan menyebabkan masalah jangka panjang jika tidak segera diperbaiki.
Gold Medalist dilaporkan mendapatkan keuntungan besar dari investasi di Gold & S, yang sebelumnya dikenal sebagai WFM. Akuisisi ini dilakukan bersama SJW International, sebuah perusahaan pendidikan daring yang menjadi pendahulu Siwon School. Investor yang terlibat dalam proyek ini disebut menerima imbal hasil lebih dari lima kali lipat dalam waktu satu tahun.
Namun, laporan keuangan menunjukkan bahwa alokasi pembayaran kepada artis hanya sekitar KRS 600 juta atau sekitar Rp 7,1 miliar selama lima tahun terakhir. Padahal, sebagian besar pendapatan perusahaan berasal dari popularitas Kim Soo-hyun. Praktik penyertaan biaya penyelesaian ke dalam pos pendapatan dinilai tidak lazim dan tidak transparan.
Beberapa bulan lalu, Gold Medalist juga diguncang oleh kontroversi ketika Kim Soo-hyun terseret dalam isu terkait mendiang aktris Kim Sae-ron. Isu ini menyebabkan beberapa kontrak iklan terancam dibatalkan, sementara drama yang dibintangi oleh Kim ditunda tanpa batas waktu. Respons yang lambat dari agensi dinilai memperburuk kerusakan reputasi dan mengungkap kelemahan dalam manajemen krisis.
Para pakar industri menilai bahwa fokus Gold Medalist pada keuntungan jangka pendek berpotensi menimbulkan risiko jangka panjang. Mereka menekankan pentingnya pengembangan artis secara berkelanjutan untuk menjaga daya saing di pasar hiburan yang kompetitif.
Selain itu, pengawasan dan investigasi lebih lanjut terhadap praktik manajemen agensi ini diperkirakan akan terus berlangsung. Dengan semakin meningkatnya kritik terhadap struktur kepemilikan dan keuangan perusahaan, publik dan kalangan industri berharap adanya reformasi yang signifikan untuk memastikan keadilan dan transparansi dalam pengelolaan agensi hiburan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!