Akibat Teleprompter Rusak, Trump Bicara 57 Menit di Sidang PBB

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Pidato Trump di PBB Diwarnai Masalah Teknis dan Kritik Terhadap Organisasi Internasional

Pada sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berlangsung beberapa waktu lalu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menghadapi situasi yang tidak biasa. Dalam pidatonya, ia mengalami gangguan pada perangkat teleprompter yang menyebabkan ia harus berbicara tanpa teks yang telah disiapkan sebelumnya. Hal ini membuat durasi pidatonya jauh melebihi batas waktu yang ditentukan.

Dalam pidatonya, Trump memperlihatkan sikap santai dengan menggoda para peserta sidang. Ia menyampaikan bahwa karena teleprompter tidak berfungsi, ia harus berbicara dari hati. “Saya tidak keberatan berpidato tanpa teleprompter, karena teleprompternya tidak berfungsi. Yang bisa saya katakan hanyalah siapa pun yang mengoperasikan teleprompter ini dalam masalah besar,” ujarnya dengan nada bercanda. Ucapan ini mendapat respons tawa dari para hadirin.

Selain itu, Trump juga menceritakan pengalamannya saat menggunakan eskalator yang rusak bersama istrinya, Melania Trump, pada pagi hari. Ia kembali melemparkan candaan tentang kesulitan yang dialaminya selama berkunjung ke Gedung PBB. “Dua hal yang saya dapat dari PBB: eskalator yang rusak dan teleprompter yang rusak,” katanya sambil tertawa.

Gangguan teknis ini memaksa Trump untuk berimprovisasi. Namun, hal ini juga membuat durasi pidatonya mencapai 57 menit, jauh lebih panjang dari batas waktu 15 menit yang diberikan kepada setiap kepala negara. Meskipun begitu, ia memanfaatkan insiden tersebut untuk menyampaikan kritik terhadap PBB.

Trump menyoroti ketidakmampuan PBB dalam menjalankan perannya sebagai organisasi internasional yang efektif. Menurutnya, PBB memiliki potensi besar untuk mengakhiri konflik global, tetapi sering kali hanya memberikan pernyataan keras tanpa tindakan nyata. “Itu hanyalah kata-kata kosong, dan kata-kata kosong tidak bisa mengakhiri perang. Satu-satunya yang bisa menyelesaikan perang adalah tindakan nyata,” jelasnya.

Ia juga mengkritik sistem birokrasi yang rumit di PBB serta ketidakaktifan Dewan Keamanan dalam menyelesaikan konflik. Selain itu, Trump menyampaikan rasa kecewa atas kurangnya apresiasi terhadap keberhasilannya dalam mengakhiri tujuh konflik. “Saya tidak pernah menerima satu pun telepon dari PBB untuk membantu merampungkan kesepakatan. Yang saya dapat hanya eskalator yang berhenti di tengah jalan,” sindirnya.

Selama masa pemerintahannya, Trump juga melakukan pemotongan anggaran AS untuk PBB. Termasuk dalam hal ini adalah pendanaan untuk bantuan kemanusiaan internasional dan misi penjaga perdamaian. Selain itu, ia juga menarik AS dari berbagai lembaga PBB yang bergerak di bidang kebudayaan, kesehatan, dan hak asasi manusia.

Dari segi kinerja, pidato Trump di PBB menunjukkan betapa pentingnya komunikasi yang efektif dalam dunia politik internasional. Meskipun ada kendala teknis, ia tetap berhasil menyampaikan pesan-pesan penting yang menyoroti tantangan yang dihadapi PBB dalam menjalankan perannya sebagai organisasi global.