
Penurunan Harga Bitcoin dan Dampaknya pada Pasar Kripto
Harga Bitcoin (BTC) mengalami penurunan sebesar 2 persen pada akhir pekan lalu. Pada saat itu, harga BTC sempat turun di bawah 109.400 dolar AS atau setara dengan sekitar Rp1,82 miliar per BTC berdasarkan kurs Rp16.680 per dolar AS. Penurunan ini juga memengaruhi harga aset kripto lainnya, seperti Ether (ETH) yang turun menjadi 3.900 dolar AS, Dogecoin (DOGE) yang turun lebih dari 4 persen, XRP yang melemah sebesar 4 persen, dan Solana (SOL) yang turun sekitar 5 persen.
Penyebab Penurunan Harga
Salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan harga adalah adanya likuidasi besar-besaran di pasar kripto. Berdasarkan data dari Indodax, total likuidasi posisi perdagangan mencapai lebih dari 1,13 miliar dolar AS atau sekitar Rp19 triliun dalam waktu 24 jam. Mayoritas likuidasi berasal dari posisi long. Hal ini menunjukkan bahwa investor masih optimistis tetapi harus menutup posisinya akibat penurunan harga.
Data dari CoinGlass juga mencatat bahwa total likuidasi long mencapai 1,01 miliar dolar AS, dengan ETH sebesar 365 juta dolar AS dan BTC sebesar 262 juta dolar AS. Likuidasi besar-besaran ini memang terjadi, namun menurut VP Indodax, Antony Kusuma, kondisi ini justru menjadi peluang untuk membeli di harga rendah.
Peluang Investasi Jangka Panjang
Menurut Antony Kusuma, volatilitas tinggi saat ini dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi strategis, terutama bagi mereka yang fokus pada investasi kripto jangka panjang. Ia bahkan melihat potensi penurunan harga masih akan berlanjut dan menyarankan strategi pembelian di harga rendah.
Data on-chain menunjukkan bahwa cadangan BTC di bursa turun ke level terendah tahun ini, yaitu 2,4 juta BTC. Ini menandakan bahwa kepercayaan investor jangka panjang tetap solid. Menurut Antony, penurunan harga pasca-pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral AS, Federal Reserve, merupakan fenomena normal, dan pasar biasanya memasuki fase konsolidasi sebelum pertumbuhan baru.
Pentingnya Manajemen Risiko
Antony juga menyoroti pentingnya pengelolaan risiko secara disiplin di tengah fluktuasi pasar. Investor harus memantau pergerakan harga dan memanfaatkan data on-chain untuk strategi investasi kripto yang tepat. Meskipun tekanan untuk menjual besar, peluang jangka menengah tetap terbuka dengan potensi Bitcoin mencapai 125 ribu dolar AS jika sentimen institusional kembali menguat.
Tekanan jual memang besar, tetapi dukungan institusional dan regulasi yang jelas memberikan fondasi kuat bagi pertumbuhan jangka panjang pasar kripto. Antony menekankan pentingnya diversifikasi portofolio dan manajemen risiko untuk menghadapi tekanan pasar saat ini. Ia menambahkan, kondisi ini menjadi kesempatan bagi investor untuk menerapkan strategi beli bertahap atau dollar cost averaging (DCA), memanfaatkan harga rendah secara konsisten.
Investor yang fokus pada strategi jangka panjang dapat melihat volatilitas ini sebagai peluang, bukan sekadar risiko. Dengan memahami dinamika pasar dan mengelola risiko secara efektif, investor dapat memperkuat posisi mereka dalam pasar kripto yang terus berkembang.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!