
Pidato Presiden Prabowo di Sidang Umum PBB ke-80
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, baru saja menyelesaikan pidatonya dalam rangkaian sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 yang berlangsung di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat. Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan pesan-pesan penting terkait perdamaian, kesejahteraan global, serta pentingnya kerja sama antar bangsa.
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo Subianto menekankan bahwa setiap manusia memiliki hak yang sama, tanpa memandang latar belakang suku, agama, ras, atau kebangsaannya. Ia menyoroti pentingnya prinsip kesetaraan sebagai dasar dari hubungan internasional yang sehat dan harmonis.
Selain itu, Presiden juga menyampaikan pandangan tentang multilateralisme. Menurutnya, kolaborasi antar negara adalah kunci untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan bebas dari penderitaan. Ia menegaskan bahwa tidak ada solusi tunggal untuk masalah global, tetapi harus dilakukan secara bersama-sama dengan komitmen yang kuat.
Salah satu topik utama dalam pidato tersebut adalah isu Palestina. Presiden Prabowo menyerukan pengakuan atas kemerdekaan Palestina dalam kerangka two state solution, yaitu solusi dua negara. Ia menekankan bahwa hanya dengan pendekatan ini, perdamaian dapat dicapai secara nyata.
"Kita baru bisa mendapatkan kedamaian yang sesungguhnya, tanpa kecurigaan. Two state solution adalah satu-satunya jalan yang layak. Dua keturunan Abraham harus hidup dalam rekonsiliasi, kedamaian, dan harmoni," ujarnya.
Meskipun mengakui bahwa solusi ini terasa seperti mimpi, Presiden Prabowo tetap optimis bahwa hal tersebut bisa tercapai jika semua pihak bersedia bekerja sama dan memiliki komitmen yang sama. Ia menekankan pentingnya dialog, persaudaraan, dan keadilan dalam menjembatani perbedaan.
Usai pidatonya, ruangan yang dipenuhi oleh delegasi negara-negara anggota PBB langsung bergemuruh dengan tepuk tangan riuh. Delegasi Indonesia yang hadir, termasuk Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Menteri HAM Yasonna Laoly, serta putra Presiden, Didit Hediprasetyo, memberikan standing ovation selama beberapa saat.
Didit sendiri tampak sangat emosional selama pidato Presiden Prabowo berlangsung. Hal ini menunjukkan betapa dalamnya makna dari pesan-pesan yang disampaikan oleh sang Presiden.
Setelah Presiden Prabowo, giliran Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk berpidato. Namun, fokus utama pada hari itu tetap tertuju pada pernyataan Presiden Indonesia yang menggambarkan visi perdamaian global yang inklusif dan berkelanjutan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!